ACEH BARAT (Waspada.id): Satreskrim Polres Aceh Barat melakukan penyelidikan terhadap penemuan kerangka manusia yang diduga merupakan korban bencana tsunami tahun 2004. Penemuan tersebut di area pembangunan pelebaran gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien, Desa Drien Rampak, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat sekitar pukul 13.00 WIB
Kapolres Aceh Barat, AKBP Yhogi Hadisetiawan, S.I.K., M.I.K., melalui Kasat Reskrim AKP Roby Afrizal, S.H., M.H., mengatakan penemuan bermula saat para pekerja sedang menggali tanah untuk pembangunan pondasi ruangan baru di sekitar rumah sakit, hingga akhirnya menemukan benda yang diduga tulang-belulang manusia pada kedalaman sekitar dua meter.
“Mendapati laporan tersebut, tim Unit Identifikasi langsung turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil pemeriksaan, ditemukan dua kantong mayat berwarna kuning bertuliskan Biddokkes Polda Sumatera Selatan yang berisi kerangka manusia dalam kondisi tidak utuh,” kata AKP Roby Afrizal Selasa (7/10).

AKP Roby menyebut, selain kerangka, petugas juga menemukan beberapa barang yang diduga milik korban, antara lain celana PDL Polri, sabuk Polri, serta kaos berwarna hitam bertuliskan ‘Polisi’. Barang-barang tersebut kini diamankan sebagai bahan pendukung dalam proses identifikasi lebih lanjut,”jelaanya
Ia menjelaskan, pihaknya menduga kuat kerangka tersebut merupakan korban tsunami Aceh tahun 2004 yang mungkin sebelumnya telah dievakuasi dan dimakamkan sementara di area sekitar rumah sakit.
“Namun untuk memastikan identitas korban, kami akan tetap melakukan tahapan pemeriksaan dan koordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait, termasuk manajemen RSUD Cut Nyak Dhien dan Dinas Kesehatan,”jelas Roby
Pihak RSUD Cut Nyak Dhien akan mengumpulkan serta memakamkan kembali kerangka tersebut di tempat yang lebih layak, usai proses pemeriksaan kepolisian selesai dilakukan,” ujar AKP Roby
Reskrim juga menegaskan,olah TKP melibatkan tiga personel Unit Identifikasi Satreskrim Polres Aceh Barat dan berlangsung dengan tertib tanpa mengganggu aktivitas pelayanan rumah sakit.
“Kami pastikan seluruh proses penanganan dilakukan secara profesional dan berhati-hati, mengingat temuan ini memiliki nilai historis dan emosional bagi masyarakat Aceh,” pungkas AKP Roby Afrizal (id83)