Scroll Untuk Membaca

AcehHeadlines

Diinjak Kawanan Gajah, Tubuh Warga Pidie Rusak

Diinjak Kawanan Gajah, Tubuh Warga Pidie Rusak
Kecil Besar
14px

SIGLI (Waspada): Nasib naas menimpa seorang warga Gampong Pako, Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie bernama M. Affan, 50. Dia ditemukan meninggal dunia dengan kondisi tubuh rusak akibat diinjak-injak kawanan gajah liar.

“Korban, yakni M.Afan, beliau ini warga Gampong Pako, Kemukiman Keumala, Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie” kata Imum Mukim Keumala, Tgk H Syarwan Abdullah, Sabtu (29/10).
Ia mengungkapkan, pada Jumat (28/10) sekira pukul 08:00 Wib, warga Gampong Pako dan sekitarnya bermaksud melakukan pengusiran terhadap kawanan gajah liar di perkebunan warga yang di kawasan perbukitan Gle Alue Bate. Namun, M.Afan (korban) karena pagi itu berada di kebun, ia mencoba mencari -cari keberadaan kawanan gajah liar.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Diinjak Kawanan Gajah, Tubuh Warga Pidie Rusak

IKLAN

“ Mungkin saat sedang mencari-cari kebaradaan gajah di dalam hutan, M.Afan (korban) bertemu dengan kawanan gajah liar tersebut sehinga M.Afan diserang yang menyebabkan ia meninggal dunia dengan kondisi tubuh rusak” kata Tgk H Syarwan.

Diinjak Kawanan Gajah, Tubuh Warga Pidie Rusak
Warga mengangkat jenazah M.Afan, 50, warga Gampong Pako, Keumala, Kabupaten Pidie yang meninggal dunia akibat diinjak-injak kawanan gajah liar, Sabtu (29/10) Waspada/Muhammad Riza

Tidak lama berselang waktu, warga yang berjumlah banyak datang ke kawasan perbukitan itu untuk menghalau atau mengusir kawanan gajah. Namun pada saat itu, warga tidak mengetahui apabila M. Afan sudah meninggal dunia akibat diinjak-injak kawanan gajah. Warga pun tidak menemukan jasad M.Afan saat melakukan pengusiran terhadap kawanan gajah liar di kawasan itu.

Warga baru mengetahui M. Afan sudah meninggal dunia karena diberitahukan oleh pihak keluarga pada malam hari, “ Jadi sebelum magrib tiba pihak keluarga melaporkan kepada masyarakat, bila M.Afan belum pulang saat mengusir gajah liar bersama warga tadi. Selanjutnya, warga melakukan pencarian pada malam hari. Sekira pukul 21:00 Wib, warga menemukan tubuh M.Afan sudah rusak akibat dinjak-injak kawanan gajah” kata Tgk H Syarwan.

Selanjutnya, warga melakukan evakuasi jenazah Alm M.Afan ke RSUD Tgk, Chik Ditiro, Sigli. Setelah divisum dan tubuh jenazah diber sihkan oleh petugas medis. Sabtu, (29/10), sekira pukul 02:00 dini hari jenazah M.Afan dibawa pulang ke rumah duka untuk dilakukan fadhu kifayah.

Disela-sela warga melakukan Fardhu kifayah. Sebagian warga lainnya melakukan pemantauan terhadap pergerakan kawanan gajah liar yang telah membunuh warga Pako tersebut. Saat itu puluhan kawanan gajah liar tersebut masih bertahan di lokasi tempat M.Afan dibantai oleh kawanan gajah tersebut, yakni di kawasan perbukitan Gle Alue Bate.

Namun tidak lama kemudia, kawanan gajah liar mundur, lalu warga menemukan beberapa organ tubuh yang diduga milik Alm M.Afan di lokasi kejadian. Beberapa organ tubuh yang ditemukan warga, diantaranya daun telinga, potongan usus, potongan tulang rusuk, dan organ-organ tubuh bagian dalam lainnya. “ Kebetulan jenazah masih di rumah duka, maka organ-organ tubuh itu dibawa pulang untuk disatukan kembali guna dikebumikan” katanya.

Dengan nada sedih dan kecewa, H Syarwan sebagai Imum Mukim, mengatakan pemerintah terkesan tidak peduli terhadap masyarakat yang berkonflik dengan satwa liar seperti gajah. Sebelum adanya insiden yang menewaskan M.Afan, ini warga sudah sering mengeluh namun kurang mendapat respon dari pemerintah, dalam hal ini sebut dia Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh.

Menurut H Syarwan, konflik antara manusia dengan hewan dilindungi seperti gajah liar di kawasan Keumala sudah berlangsung lama,dan sampai sekarang belum ada upaya dan solusi dari pemerintah menyelesaikannya walaupun warga sudah sering mengeluh dan melaporkan, namun kurang mendapat perhatian. Sementara kata dia, pemerintah melalui BKSDA hanya datang mengurus dan memperhatikan kawanan gajah liar yang selama ini merusak kebun dan tanaman milik warga.

H Syarwan menegaskan, perlu diketahui bahwa mayoritas warga Keumala berprofesi petani kebun dan petani sawah. Kawanan gajah liar itu tidak lagi bermain di atas gunung tetapi sudah turun ke kawasan pemukiman warga. Saat turun kepemukiman warga kawanan gajah liar yang dilindungi itu merusak semua tanaman yang ada dalam kebun, parahnya lagi kawanan gajah liar itu mengupas kulit batang durian hingga menyebabkan batang durian mati.

Begitupun kawanan gajah liar mengamuk menginjak-nginjak tanaman padi dan aebagainya, sampai akhirnya kawanan gajah liar tersebut membunuh warga Pako betrnama M.,Afan. “ Mestinya KSDA atau instansi pemerintah yang lain juga hadir membantu ganti rugi tanaman warga yang rusak. Jagan BKSDA hadir bila mendengar atau menemukan ada gajah mati atau sakit saja”pungkasnya.

Pantauan Waspada, hadir melayat ke rumah duka Alm. M Afan, korban meninggal akibat diinjak-injak gajah di Gampong Pako, Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail, M.A.P bersama isteri, Ketua Komisi I DPRK Pidie, Ibrahim, CIA, dan Ketua Fraksi Partai Aceh (F-PA) Muhammad Bengga.

Diinjak Kawanan Gajah, Tubuh Warga Pidie Rusak
Ketua DPRK Pidie Mahfuddin Ismail, M.A.P, hadir di rumah duka M.Afan korban meninggal dunia akibat dinjak-injak kawanan gajah liar, Sabtu (29/10) Waspada/Muhammad Riza

Mahfuddin Ismail, mengatakan eskalasi konflik antara gajah sebagai satwa dilindungidengan manusia di Kabupaten Pidie kian hari semakin meningkat, dan bahkan sekarang sudah jatuh korban dari masyarakat. “ Bilad ulu faktanya mereka hanya (kawanan gajah liar) hanya lewat jalan besar sebentar. Sekarang skala konfliknya semakin meningkat, bahkan sudah metreka sudah menjamah daerah permukiman penduduk” katanya.

Karena itu, konflik gajah dengan manusia yang sudah berlangsung lama di Kabupaten Pidie perlu segera dituntaskan dengan cara-cara yang baik tanpa menjatuhkan korban baik dari manusia begitupun gajah liar. Karena itu, ia mengatakan akan melakukan koordinasi dengan sejumlah instasi terkait, mulai tingkat daerah sampai pusat untuk menyelesaikan persoalan tersebut hingga tuntas.

Ketua Komisi I DPRK Pidie, Ibrahim CIA, menambahkan eskalasi konflik gajah dengan manusia di Kabupaten Pidie, itu sudah sangat tinggi . Konflik itu terjadi karena ada wilayah beririsan antara manusia dengan wilayah satwa yang dilindungi itu. Hal ini terjadi karena kedua kelompok ini baik itu manusia maupun hewan berbelalai itu sama-sama memiliki kepentingan.

“ Konflik gajah dengan manusia sudah banyak jatuh korban. Memang kerugian secara material, seperti rusak tanaman, gubuk dan lahan tempat warga mencari rezeki, itu belum ada yang peduli dan masyarakat sekarang sudah trauma. Apalagi dengan adanya insiden di Keumala Dalam yang menewaskan warga korban M.Afan. Ini merupakan kejadian orang yang dibunuh oleh gajah paling sadis” katanya.

Karena itu, dia mendorong Pemkab Pidie untuk mengalokasikan anggaran dana talangan pada APBK Pidie 2023. Dana tersebut kata dia bisa dipakai nantinya untuk membatu masyarakat yang tanamanya dirusak oleh kawanan gajah liar maupun hewan-hewan lainya. “ Jadi dana talangan itu nanti bisa digunakan untuk kerugian materil maupun kerugian semacam hilangnya nyawa warga” katanya (b06)

FOTO UTAMA: Kawanan gajah liar yang diduga membunuh M.Afan,50, warga Pako, Keumala, Kabupaten Pidie terlihat masih berada di lokasi kejadian di atas perbukitan Gle Alue Bate, Sabtu (29/10) pagi. Waspada/Muhammad Riza

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE