SINGKIL (Waspada): Tuntas pendistribusian pangan murah di Pulau Banyak, Tim GPM Dinas Pangan Aceh Singkil, kembali membuka pasar terapung di wilayah kepulauan paling ujung di Provinsi Aceh.
Gerakan pangan murah (GPM) yang digelar dengan konsep pasar terapung itu dilaksanakan di Kecamatan Pulau Banyak Barat (PBB) Kabupaten Aceh Singkil, Sabtu (24/2).
“Operasi pasar yang digelar ini mengikuti konsep pasar terapung, yang menjadi ciri khas pedagang kepulauan di Provinsi Kalimantan Selatan,” kata Kepala Dinas Pangan Abdul Haris SP MM, saat dikonfirmasi Waspada di Singkil, Minggu (25/2/2024).

GPM tahap 2 ini langsung menyasar masyarakat kepulauan yang berada paling jauh. Lantaran stok sembako masyarakat di sana mulai menipis. Sehingga karena antisipasi kelangkaan dan harga yang tinggi, Tim GPM langsung memprioritas daerah kepulauan tersebut, ucapnya.
Pasar terapung ini dilakukan untuk memudahkan proses pendistribusian bagi masyarakat di Kepulauan Kecamatan PBB. Lantaran terbatasnya transportasi untuk mengangkut barang-barang sembako ke kantor pemerintahan setempat.
Karena minimnya transportasi diwilayah kepulauan yang berada paling ujung perairan Aceh, yang berbatasan langsung dengan Sumatera Utara (Sumut).
GPM tahap 2 yang dilaksanakan tersebut tetap menerapkan kebijakan satu harga, yakni Rp215 ribu per satu paket sembako yang meliputi beras 10 kg Rp106 ribu, minyak goreng kemasan 2 liter Rp33 ribu tepung terigu Rp13 ribu, telur Rp38 ribu dan gula pasir 2 kg Rp26 ribu, pungkas Haris.
Ketua Tim GPM Achyaruddin mengatakan, sebanyak 300 paket sembako murah telah tersebar untuk masyarakat 4 desa di Kecamatan Pulau Banyak Barat yang meliputi, Desa Haloban, Asantola, Suka Makmur dan Desa Ujung Sialit.
Untuk jatah paket sembako itu Achyar menjelaskan, sebanyak 200 paket didistribusikan untuk masyarakat Desa Haloban dan Asantola. Dan 100 paket lagi dibagi untuk Desa Suka Makmur dan Ujung Sialit, terangnya.
Begitupun, diharapkan kedepannya agar kegiatan GPM dapat dilaksanakan di kampung masing-masing, yang dibiayai melalui dana ketahanan pangan. Sehingga masyarakat tid ak lagi kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok jenis lainnya, yang saat ini mulai mengalami lonjakan harga, ucap Achyar. (B25)