Scroll Untuk Membaca

AcehHeadlines

Dinas Peternakan Aceh Pastikan Harga Daging Di Aceh Stabil

Kecil Besar
14px

BANDA ACEH (Waspada): Kebutuhan daging segar menghadapi meugang puasa Ramadhan, cenderung naik termasuk harganya. Menyikapi itu, pihak Dinas Perternakan Aceh memastikan stok daging di Aceh mencukupi dan harga daging sapi maupun kerbau masih stabil.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Dinas Peternakan Aceh, Teuku Taufan Maulana Pribadi (foto) mendata perkiraan persediaan ternak pada hari Meugang Ramadhan 1443, mulai 31 Maret 2022 hingga 1 April 2022 di Provinsi Aceh, masih mencukupi dan juga memastikan harga daging masih stabil.

Selama Ramadhan, apalagi tradisi meugang di Aceh daging menjadi salah satu kebutuhan yang cukup tinggi permintaannya. “Insya Allah di Aceh ketersediaan stok daging mencukupi dan harganya juga masih stabil. Tidak jauh berbeda dari tahun sebelumya. Kita sendiri memahami, saat harga daging secara nasional naik, tapi tidak berdampak ke lokal,” tutur Teuku Taufan saat ditemui Waspada, Rabu (30/3) di kantor Dinas Peternakan Aceh.

Bahkan dia menyebutkan, hingga 1 April mendatang, dengan total persediaan ternak baik sapi maupun kerbau di Aceh mencapai 31.533 ekor, berupa sapi jantan, sapi betina tidak produktif, sapi Autralia, kerbau jantan, kerbau betina produktif, kerbau betina yang tidak produktif.

Teuku Taufan merincikan, harga daging tersebut dari setiap kabupaten/kota di Aceh berkisar antara Rp160.000/kg hingga Rp200.000/kg. Untuk harga tertinggi, kata Teuku Taufan, biasanya berada di wilayah Aceh Selatan yang bisa mencapai Rp200.000/kg. Sedangkan paling rendah di wilayah Aceh Tamiang, sekitar Rp160.000 per/kg.

Sementara itu, terkait dengan kesehatan daging yang beredar di pasaran, Teuku Taufan menegaskan, Dinas Peternakan senantiasa melakukan pemeriksaan sebelum dan sesudah pemotongan ternak.

“Tim kita turun untuk melihat kondisi ternak. Bagaimana kondisi kesehatannya, apakah masih muda, atau sapi betina yang masih produktif. Itu harus dijaga, apakah ternak mengalami endemik brucellosis (Infeksi menular dari hewan ke manusia). Ini yang kita pantau di lokasi, setelah dinyatakan higenis dan bebas dari virus penyakit sapi dan kerbau, baru dagingnya boleh dijual kepada masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, kata Teuku, kepada peternak agar tidak memotong sapi dan kerbau betina yang masih produktif, atau masih bisa mengandung dan melahirkan anak.

Kecuali, sapi dan kerbau betinanya sudah tidak produktif lagi, boleh dipotong, pada meugang puasa tahun ini,” jelasnya. (b01)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE