ACEH BESAR (Waspada.id): DKM Masjid Baitul Maghfirah Paya Tieng Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1447 H, Jum’at (05/09/25) malam,
Acara dilaksanakan setelah shalat Magrib dengan tema “Kepemimpinan Rasulullah SAW Panduan bagi Kehidupan”, yang bertempat di Masjid Baitul Maghfirah Paya Tieng Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar.
Muhammad Yani selaku Ketua Bidang Ibadah dan Pengajian DKM Masjid Baitul Maghfirah menyampaikan bahwa, kegiatan peringatan maulid ini diisi dengan kajian agama yang dimulai setelah magrib hingga waktu shalat isya yang disampaikan oleh Ust. H. Mulyadi Dahlan, Lc., M. Ag.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Imum Syiek Masjid Baitul Maghfirah Ust. Mahdi Hamzah, SH, Ketua DKM Ir. H. Sayed Muslim, Sekretaris, H. Agus Salim, SE dan Wakil Bendahara Mustafa Rasyid, SE.Ak serta para pengurus DKM Masjid Baitul Maghfirah dan juga tokoh masyarakat.
Kegiatan ini terlaksana dengan baik berkat dukungan dari pengurus masjid dan jamaah yang ikut berpartisipasi baik dalam bentuk biaya maupun mengantarkan kue serta minuman untuk sama-sama dinikmati bersama, tutur Muhammad Yani.
Sementara Ust. Mulyadi mengawali kajian yang diikuti oleh dua ratusan lebih jamaah dengan mengulas secara singkat terkait dengan Arab Pra Islam sebelum kelahiran Rasulullah Muhammad SAW begitu juga dengan kejadian penyerangan Ka’bah oleh tentara Abrahah.
Penyerangan terhadap Ka’bah oleh pasukan Abrahah adalah sebuah peristiwa sejarah yang tercatat dalam Al-Qur’an, khususnya pada Surah Al-Fiil, di mana Abrahah, seorang pemimpin Abessinia, berniat menghancurkan Ka’bah di Mekkah. Namun, saat pasukannya mendekat, Allah SWT mengirimkan burung-burung ababil yang menjatuhkan batu-batu panas dan menghancurkan pasukan Abrahah, yang kemudian menjadi penanda tahun tersebut sebagai Tahun Gajah.
Ust. Mulyadi mengatakan, bahwa seorang pemimpin dalam kapasitas apapun, baik rumah tangga, masyarakat ataupun politik maka kejujuran adalah kunci utama. Keteladanan kejujuran Nabi Muhammad SAW ditunjukkan melalui julukannya sebagai “Al-Amin” (yang terpercaya), perilaku jujurnya dalam berdagang tanpa mengurangi takaran atau menipu, serta komitmennya pada kebenaran dalam segala aspek kehidupan. Kejujurannya sudah dikenal sejak kecil, menjadikannya teladan bagi umat Islam dalam membangun pribadi yang berintegritas dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Salah satu bukti kecintaan kita kepada Rasulullah SAW adalah dengan melaksanakan perintah Rasulullah SAW dan agar cinta kepadanya dapat tumbuh dengan baik maka perlu mengenal sosoknya, hal ini dapat dilakukan dengan membaca Sirah Nabi atau sejarah kehidupan Rasulullah SAW,” pungkas Ust Mulyadi di depan jamaah yang hadir.(id66)