LANGSA (Waspada): Dosen Universitas Samudra Program studi Agroteknologi dan Teknik Sipil melakukan rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat kepada Kelompok Tani Maju Jaya di Desa Seunebok Punti, Kabupaten Aceh Tamiang, guna membantu para petani yang lahan padinya terserang hama putih palsu, Kamis (12/9).
Tim pengabdian yang diketuai Dr. Ir. Cut Mulyani, M.P dosen Program Studi Agroteknologi dibantu dua anggota, Ir. Arisna Fauzia, S.T., M.T., IPM an Ir. Firdasari, S.T., M.T. IPM dari Program Studi Teknik Sipil, dan lima mahasiswa lintas program studi.
Menurut Dr. Ir. Cut Mulyani, M.P, kegiatan ini terlaksana berawal ketika tim penyabdian kepada masyarakat (PKM) melakukan survei ke sawah salah satu Kelompok Tani di Desa Seunebok Punti yang mendapati tanaman padi yang diserang hama putih palsu.
Hama ini, lanjutnya, berbentuk serangga berupa ulat putih yang menggrogoti daun padi sehingga mengalami kerusakan yang ditimbulkan oleh larva. Lantas, melalui kegiatan yang dilakukan ini, tim PKM memberikan solusi alternatif untuk meningkatkan keberdayaan mitra pada aspek produksi dengan gabah padi yang sukses.

“Kegiatan ini disajikan dalam 2 bentuk kegiatan inti yaitu dengan melakukan demonstrasi pembuatan pestisida nabati (Pesnab), dilanjutkan dengan penyemprotan pestisida tersebut dengan menunggu pesnab yang didiamkan selama 1 x 24 jam,” sebutnya.
Kemudian, sebagai pembuka kegiatan hibah PKM ini, tim memberikan pelatihan pembuatan pestisida nabati dengan memanfaatkan daun sirsak, daun pepaya, dan rimpang-rimpangan. Bahan-bahan tersebut tidak sulit mendapatkannya.
“Alhamdulillah, peserta kegiatan terlihat antusias dengan kegiatan demonstrasi pembuatan pestisida nabati yang diajarkan oleh tim PKM. Mereka memperhatikan setiap macam bahan-bahan alami yang digunakan ketika dilakukan pencacahan dengan menggunakan blender,” ujarnya.
Cut Mulyani juga menambahkan, kegiatan ini menjadi salah satu cara kita untuk kembali lagi ke alam dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan secara alamiah di sekitar kita. Sebenarnya bahan-bahan kimia beracun itu dapat dihindari.
“Racun yang masuk ke tubuh dapat kita lihat dengan tanda perbedaan pada makanan yang dikonsumsi di zaman saat ini dengan zaman dahulu berbeda,” jelasnya.
Lebih lanjut Cut Mulyani menambahkan, terkait bagaimana cara mengemas pesnab menjadi lebih menarik dengan dikemas dalam botol diberikan sticker dan penanggalan yang tepat. Hal ini dikarenakan pestisida nabati memiliki umur simpan yang perlu diperhatikan.
Di samping itu juga, kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh seorang dosen. Dimana kegiatan ini didanai Direktorat Riset, teknologi, dan pengabdian kepada masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan Kebudyaan, riset, dan teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat.

Selain itu, kegiatan didukung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (DRTPM) melalui kerjasama dengan di seluruh Universitas di Indonesia terus mendukung para dosen dalam hal mencari Solusi terbaik untuk permasalahan di masyarakat, sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa yang tinggi.
“Begitu pula, Universitas Samudra selalu berkomitmen dalam menghadirkan dan mendukung civitas akademik yang inovatif dan solutif untuk menjadi Universitas yang Unggul dan Mandiri,” pungkasnya.
Sementara Ketua Kelompok Tani Maju Jaya, Herdianto selaku mitra yang didampingi oleh para anggota dan penyuluh pertanian desa juga akan berkomitmen untuk mulai menerapkan penggunaan bahan alami dalam hal pengelolaan hama padi di lahan mereka.
“Kami berterimakasih kepada tim PKM Unsam yang telah berkunjung ke daerah kami, karena belum tahu cara mengelola hama padi secara alami. Sehingga kami dapat merasakan manfaat dalam bidang peningkatan produksi padi yang organik ke depannya,” imbuhnya. (b13)