LANGSA (Waspada): Kepala Pusat Pengkajian Sejarah dan Ideologi Universitas Samudra (Unsam) Langsa, Dr. Usman, M.Pd mengatakan, kurikulum pendidikan Aceh Modern pertama lahir di Madrasah, dan pencetusnya adalah para ulama.
Demikian dikatakannya kepada Waspada di Langsa, Jumat (23/6), sehubungan dengan hasil rekonstruksi sejarah yang dilakukan pihaknya dengan para mahasiswa Universitas Jabal Gafur, Sigli, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, lokasi-lokasi pusat sejarah di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya perlu ditelusuri dan diperkenalkan kepada mahasiswa, agar berguna untuk generasi masa akan datang.
Rekonstruksi itu diawali dengan diskusi kemudian dilanjutkan dengan studi lapangan, dan memilih bekas sebuah gedung pendidikan Agama Islam, Madrasah As-Sa’adah Abadiyah.
Bangunan tersebut berada di Blang Paseh Pidie yang dibangun Teungku Muhammad Daud Beureueh pada tahun 1931. Kemuduan menjadi pusat Pendidikan Agama Islam Modern yang pertama sekali didirikan di Aceh.
Keberadaan Lembaga itu, jelas Usman, selain untuk mengimbangi pendidikan ala Eropah dan melakukan pembaharuan dari pendidikan tradisional ke gaya modern, sesuai dengan model Timur Tengah (Irak dan Turki).
Kurikulum MSA itu, kata dia, mengajarkan mata pelajaran hisab (berhitung), Jurafi (ilmu bumi) dan Bahasa Inggris serta pandu Islam dengan gurunya Amir Husien al-Mujahid.
Tatkala lahir Persatuan Ulama Seluruh Aceh, tambahnya, MSA segera bangkit melakukan penyesuaian kurikulum madrasah di seluruh Aceh dan memperbaiki serta mempersatukan rencana pengajaran di seluruh Tanah Aceh.
Dari sini kemudian banyak melahirkan alumninya menjadi pemimpin tangguh sebelum dan pasca Indonesia merdeka. (b12)
