IDI (Waspada): Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Aceh, untuk turun dan memeriksa bau busuk yang muncul di sekitar Blok A.
“Baru-baru ini bau busuk kembali muncul di sejumlah desa dalam kawasan lingkar tambang. Bau busuk ini tidak mungkin muncul dengan sendirinya. Jadi kita minta dinas terkait segera turun untuk memeriksa,” kata Ketua Komisi I DPR Aceh, Iskandar Usman Alfarlaky, S.Hi (foto) kepada Waspada, Rabu (28/12).
Dampak dari bau busuk dalam dua pekan terakhir juga telah mengakibatkan mual dan muntah-muntah sejumlah warga, sehingga harus di rawat di rumah sakit. “Kita khawatir, jika bau busuk ini tidak menghilang, maka akan menjadi ancaman serius yang meluas terhadap masyarakat di lingkar tambang dan di luar tambang,” tutur Iskandar.
Dia menjelaskan, awalnya DLKH telah menurunkan tim ke lokasi untuk melakukan uji terhadap udara di sekitar lingkar tambang. Tetapi sampai saat ini hasil uji sampel udara dan air belum di buka ke publik. “Pengakuan warga dan laporan lisan yang masuk ke kota, bau busuk sangat tercium di sekitar Blok A, terutama malam hari,” terangnya.
Warga setempat menduga bau tidak sedap yang mengakibatkan sesak dan muntah-muntah muncul dari pencucian salah satu sumur gas yang dikelola PT Medco EP Malaka. “Dalam waktu dekat segera memanggil DLKH Aceh untuk meminta hasil uji laboratorium dari sampel udara dan air,” tutur Iskandar.
Begitu juga dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur melalui DLHK setempat, Iskandar meminta segera menyurati Pemerintah Aceh dan tembusannya disampai ke DPR Aceh dan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA).
“Bau busuk di sekitar lingkar tambang kerap terjadi saat meningkatnya aktivitas pencucian sumur di CPP, dari Desember 2018, Februari dan April 2019. Rata-rata bau busuknya berkisar antara 6 hingga 9 hari,” sebut Alfarlaky, sapaan Iskandar Usman. (b11).











