Scroll Untuk Membaca

Aceh

DPRK Pidie Dituding Pasif, Program Pemberdayaan Nelayan Mandek

DPRK Pidie Dituding Pasif, Program Pemberdayaan Nelayan Mandek
Para nelayan di Pidie,Aceh setiap Jumat tidakelaut. Waktu kosong ini dimanfaatkan untuk memperbaiki jaring yang robang. Jumat (110) Waspada.id/
Kecil Besar
14px

SIGLI (Waspada.id): Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pidie (DPRK) kembali menuai kritik tajam dari masyarakat. Lembaga legislatif tersebut dinilai pasif memperjuangkan kepentingan masyarakat nelayan, terutama menyangkut pembangunan kolam labuh di kawasan pesisir Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh.

Rencana pembangunan kolam labuh seluas dua hektare di perairan Gampong Kuala Pidie dan Tanjong Harapan telah lama digagas oleh Pemerintah Kabupaten Pidie melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pidie (DKP).

Namun hingga kini, proyek strategis tersebut belum menunjukkan kemajuan berarti. Padahal, fasilitas ini diyakini dapat meningkatkan produktivitas nelayan sekaligus membuka peluang ekonomi baru di sektor wisata bahari.

Ketua DPRK Pidie Anwar Sastra Putra ( Bang Bulek) CS, disebut belum maksimal mendorong pemerintah daerah untuk merealisasikan proyek tersebut. Sejumlah anggota dewan juga menjadi sorotan publik lantaran dinilai lebih aktif membangun citra pribadi di media sosial ketimbang memperjuangkan aspirasi nelayan pesisir.

“Seharusnya DPRK aktif memperjuangkan pembangunan kolam labuh, bukan hanya menunggu dana aspirasi APBK setiap tahun,” ujar salah seorang tokoh masyarakat pesisir, Jumat (17/10).

Kepala DKP Pidie Safrizal mengungkapkan, Detail Engineering Design (DED) pembangunan kolam labuh telah lama disiapkan. Lokasi pembangunan berada di lepas pantai Gampong Kuala Pidie dengan akses masuk melalui muara Jembatan Putih Tanjong Harapan. Proyek tersebut dulunya ( saat pembuatan DID) diperkirakan membutuhkan anggaran lebih dari Rp500 miliar.

“Dengan kolam labuh, kami berharap ekonomi masyarakat pesisir tumbuh, lapangan kerja terbuka luas, dan kesejahteraan nelayan meningkat,” katanya.

Safrizal menambahkan, pihaknya sekarang, sedang mengupayakan agar kolam labuh Kota Sigli masuk dalam RIPPA dan RIPPN. Sejumlah persyaratan administrasi juga tengah dipenuhi untuk percepatan proses realisasi proyek.

Kolam labuh tersebut direncanakan dilengkapi fasilitas pendukung seperti cold storage, pabrik es, tambatan kapal, bengkel doking, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), kios perbekalan, koperasi nelayan, serta sentra kuliner.

Panglima Laot Kabupaten Pidie Marfian menyebut rencana pembangunan ini menjadi harapan besar masyarakat. “Hampir semua muara dan TPI di Pidie kini dangkal. Kolam labuh akan menjadi pusat aktivitas kapal nelayan dan menggerakkan roda ekonomi pesisir,” ujarnya.

Rencana pembangunan kolam labuh ini juga selaras dengan visi dan misi Bupati Sarjani Abdullah dan Wakil Bupati Alzaizi Umar, yakni mewujudkan masyarakat Pidie yang Islami, adil, maju, sejahtera, dan berkelanjutan. Program tersebut dinilai strategis untuk memperkuat sektor kelautan, perikanan, dan pariwisata daerah. ( id69)Teks Photo

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE