Scroll Untuk Membaca

AcehHeadlines

Dua Korban Tabrakan Kapal Cargo Di Perairan Selat Malaka Belum Ditemukan, Delapan Selamat

Dua Korban Tabrakan Kapal Cargo Di Perairan Selat Malaka Belum Ditemukan, Delapan Selamat
Tim Basarnas, Satpolair Polres Aceh Timur dan Tim Satgas BPBD Aceh Timur, melakukan evakuasi delapan nelayan yang menjadi korban kecelakaan di perairan Selat Malaka melalui PPN Idi, Aceh Timur, Kamis (17/7). Waspada/Muhammad Ishak
Kecil Besar
14px

IDI (Waspada): Dua nelayan korban tabrakan Kapal Cargo Maersk Chilka (HK) kontra KM Peuga Laot di perairan Selat Malaka wilayah Aceh Timur, Rabu (16/7) dini hari, hingga saat belum ditemukan. Tim Basarnas Aceh bersama nelayan masih melakukan pencarian di sekitar lokasi.

Sedangkan delapan ABK lainnya selamat dan telah dijemput serta telah didaratkan melalui Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Idi, Kamis (17/7) malam. Bangkai kapal dan dua ABK diduga tenggelam setelah hantaman keras kapal cargo tujuan Singapura itu.

Adapun ABK KM Peuga Laot GT 21 yang selamat yakni Muhammad Riski, 25, Wahyu M. Iqbal, 28, Muhammad Yudi, 30, Muzakir, 35, Fahmi, 32, Muhamad Firdani, 20, Ardiansyah, 18, dan Muhammad Sapawi, 40. Sedangkan dua ABK yang belum ditemukan diantaranya Saiful, 50, dan Abdurahman, 55. Seluruh nelayan berawasal dari Aceh Timur.

Kapolres Aceh Timur AKBP Irwan Kurniadi, SIK, melalui Kasatpolairud AKP Ade Candra, SH, MH, kepada Waspada, Minggu (20/7) mengatakan, dua nelayan ABK KM Peuga Laot asal Idi Cut, belum ditemukan pasca kecalakaan di laut. Sedangkan delapan lainnya selamat dan telah dijemput tim gabungan yang melibatkan Satpolair Polres Aceh Timur, Basarnas dan Satgas BPBD setempat serta nelayan.

“Delapan ABK yang selamat ini dibantu Crew Kapal Cargo Maersk Chilka (HK). Sedangkan dua ABK lainnya tidak ditemukan malam itu, bahkan pencarian hari berikutnya juga belum membuahkan hasil, sehingga delapan ABK yang berhasil diselamatkan dalam peristiwa kecelakaan kapal di perairan Selat Malaka,” kata Adr Candra.

Diharapkan, nelayan dalam beraktivitas di laut lepas agar lebih berhati-hati. Begitu juga dengan baju pelampung agar selalu dipakai, sehingga bisa diantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi sewaktu-waktu di laut lepas. “Jika beristirahat malam hari, maka nyalakan lampu sebagai isyarat, sehingga kapal cargo yang melintas mengetahui adanya kapal nelayan yang sedang beristirahat” kata Ade Candra.

Sebagaimana diketahui, KM Puega Laot GT-21 berangkat melaut, Senin (14/7). Sehari kemudian, cuaca buruk melanda perairan Selat Malala, baik angin kencang maupun ombak besar. Sambil menunggu cuaca normal, para ABK memilih untuk istirahat, namun tiba-tiba kapal mereka dihantam Kapal Cargo Maersk Chilka (HK), Rabu (16/7) dini hari. Seluruh ABK menyelamatkan diri dengan mengapung ke jerigen dan dinding kapal yang hancur.

Dari sepuluh ABK, hanya delapan orang yang berhasil diselamatkan Crew Kapal Cargo Maersk Chilka (HK). Sedangkan dua ABK lainnya belum ditemukan. Setelah mendapat kabar adanya kecelakaan di laut, lalu tim gabungan menuju ke lokasi guna dilakukan evakuasi, Kamis (17/7) sekira pukul 04.00. (b11).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE