KUTACANE (Waspada.id): Dugaan Fiktif sejumlah kegiatan Dana Desa Kute Titi Harapan Kecamatan Babul Ramah, Aceh Tenggara semakin hangat di perbincangkan ditengah tengah masyarakat luas di bumi Sepakat Segenep, terutama masyarakat setempat hingga Rabu (24/12).
Selain perbincangan hangat, dan juga viral di Media sosial (Medsos), informasi terbaru yang diterima dari sejumlah warga menyebutkan, bahwa dugaan kegiatan dana desa yang ditulis waspada.id, masih banyak dugaan kegiatan dana desa tahun anggaran 2024 yang belum terekspos, katanya.
Dikatakan, pengulu kute kami, sulit ditemui di rumahnya mungkin karena banyak masalah yang ia hadapi, sering menghilang bukan menyeselesaikan masalah menurutnya namun mereka berharap aparat penegak hukum di Aceh Tenggara mesti tanggap untuk mengusut dugaan tersebut hingga tuntas guna mengembalikan kerugian negara dan diberi efek jera bagi kepala desa yang nakal ini tambahnya.
Camat Babul Ramah Aceh Tenggara, Rimandani, S. STP saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp, Rabu (24/12), gagal untuk dikonfirmasi soal dugaan kegiatan fiktif pasalnya yang bersangkutan tidak membalas kiriman singkat yang terkirim meski sudah dibacanya. Hangat dan viral kasus dugaan dana desa ini setelah diberitakan sebeumnya.
Diberita sebelumnya, Aparat Penegak Hukum (APH) Aceh Tenggara diminta meneliti pengulu Kute Titi Harapan, Kecamatan Bubul Ramah, yang diduga fiktifkan beberapa kegiatan sumber Dana Desa Tahun Anggaran 2022-2023 dan mencari keuntungan pribadi tanpa transparansi.
Kesaksian itu disampaikan sumber yang meminta namanya dirahasiakan kepada Waspada.id, Senin (22/12). Sumber menekankan agar APH menjadikan kasus ini sebagai prioritas, mengingat lokasi Kute Titi Harapan yang berada di wilayah ujung selatan Kabupaten Aceh Tenggara dan jauh dari pantauan.
Beberapa kegiatan yang diduga fiktif antara lain pengadaan bibit sawit senilai Rp180 juta, baju kader dan alat posyandu senilai Rp50 juta, barang PKK senilai Rp18 juta, serta penyelenggaraan pengajian setiap malam Jumat senilai Rp10 juta.
Selain itu, sumber juga mengungkapkan bahwa mobil PAUD desa yang dianggarkan pengulu sebelumnya untuk transportasi akses, kini dijual oleh pengulu yang saat ini menjabat. Bahkan, bantuan dana desa untuk pembeli sapi yang dianggarkan dari DD dinyatakan menjadi milik pribadi pengulu tersebut.
Sementara itu, ketika dihubungi melalui WhatsApp Senin (22/12), pengulu Kute Titi Harapan gagal dikonfirmasi terkait dugaan kegiatan yang difiktifkan karena whatsAppnya tidak aktif meskipun sudah dihubungi berulang kali.(id80)










