SINGKIL (Waspada.id): Sulitnya distribusi bahan pangan di wilayah kepulauan terluar Kabupaten Aceh Singkil, memaksa masyarakat harus memutar otak untuk mampu memenuhi pasokan kebutuhan pangan di kepulauan itu.
Alhasil, sosok Babinsa dengan bermodalkan tekhnik tempur militer yang kerap mesra memeluk senapan serbu jenis Pindad SS2, dan sangkur yang selalu terselip dipinggangnya itu, berhasil mengelola lahan persawahan seluas 4 hektare dan menghasilkan gabah dari budidaya tanaman padi sebanyak sekitar mencapai 16 ton.
Tanpa memiliki keahlian di bidang pertanian, Babinsa Koramil 01 Pulau Banyak Kodim 0109 Aceh Singkil Kopral Kepala Efrizal S, yang dulunya kerap menenteng senjata sebagai prajurit TNI Angkatan Darat (AD) di Kodim 0109 Singkil, kini memikul cangkul dan turun kesawah bersama masyarakat dan Anggota Bumdes Ujung Batu Desa Teluk Nibung.
Dengan mengenakan seragam militernya, Babinsa Kopka Efrizal mampu menakhlukkan kubangan lumpur di persawahan dengan menanam padi, yang menghasilkan gabah 16 ton, atau hasil beras sekitar mencapai 8 ton.
Perjuangan Babinsa yang bertugas sejak 2009 di wilayah kepulauan terluar Provinsi Aceh itu merupakan tugas mulia yang telah mampu menjawab kesulitan masyarakat di sana.
Karena telah melihat dan merasakan langsung sulitnya pasokan bahan pangan di kepulauan, terutama kebutuhan beras saat musim angin yang menyebabkan ombak laut bergejolak.
Sampai-sampai masyarakat terpaksa kembali mengkonsumsi olahan sagu sebagai makanan pokok, karena kekosongan pasokan beras, akibat gelombang laut yang terus menerjang wilayah kepulauan sampai berminggu-minggu.

“Saya sebagai prajurit TNI, sejak 2009 sudah ditugaskan Komandan sebagai Babinsa di Pulau Banyak ini. Sehingga saya terpanggil dan berfikir keras untuk mampu mengatasi kesulitan masyarakat disini,” ucap Efrizal saat dikonfirmasi Waspada.id usai melakukan panen perdana di Desa Teluk Nibung Kecamatan Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil, Selasa (9/9/2025).
Tidak hanya mengelola lahan persawahan di sana, Kopka Efrizal juga telah berhasil menyulap perkebunan kelapa yang dulunya dipenuhi semak belukar, kini menjadi objek wisata yang kerap dikunjungi wisatawan asing saat memasuki hari libur.
Lokasi objek wisata Pasi Bakelok itu kini menjadi sumber penghasilan masyarakat di Desa Teluk Nibung Kecamatan Pulau Banyak.
Panen perdana padi yang dilaksanakan BUMDes Ujung Batu dihadiri oleh Sekretaris Camat Pulau Banyak Hendra Setiawan, Pj Kepala Desa Khairil Anwar, Pendamping Desa Rini Astuti serta BPKam Teluk Nibung.
Panen perdana yang dilaksanakan tersebut merupakan bagian dari Program Ketahanan Pangan Nasional sekaligus upaya meningkatkan ekonomi masyarakat desa.
Dalam sambutannya Sekcam Hendra Setiawan memberikan apresiasi atas perjuangan Babinsa yang telah gigih mengelola lahan pertanian dan menjalankan BUMDes, untuk mewujudkan program ketahanan pangan di desa.
Sehingga pemerintah desa bersama pengurus BUMDes harus memprioritaskan dana desa, untuk terus mengembangkan sektor pertanian agar mampu menopang kebutuhan pangan masyarakat.
“Ke depan lahan seluas 4 hektare ini diharapkan bisa ditingkatkan menjadi 10 hektare, sehingga Desa Teluk Nibung tidak perlu lagi membeli beras dari luar. Bahkan, kita harapkan bisa menjadi percontohan desa-desa lainnya,” harap Hendra.
Sementara Kepala Desa Teluk Nibung Khairil Anwar berharap agar BUMDes dapat terus meningkatkan lahan persawahan yang akan terus dikelola untuk memenuhi kebutuhan cadangan pangan di Pulau Banyak.
Sehingga Khairil sangat mendukung agar BUMDes bisa memperluas lahan pertaniannya untuk membudidayakan komoditi padi, jagung dan lainnya sebagai pemenuhan sumber pangan masyarakat di kepulauan.
“Begitupun sangat diperlukan dukungan dari instansi terkait lainnya agar target swasembada pangan di kepulauan bisa tercapai,” pungkas Khairil.
Babinsa Koramil 01 Pulau Banyak Kopka Efrizal S mengungkapkan, BUMDes menargetkan untuk membeli lahan kosong yang tidak produktif, sebagai perluasan lahan persawahan dan mengembangkan komoditi lainnya.

“Ada lahan masayarakat yang dijual, rencana mau kita beli untuk perluasan persawahan dan pertanian lainnya. Rencana kedepan akan kita budidayakan komoditi jagung, kacang panjang dan lainnya. Yang sudah panen masih sedikit hanya untuk kebutuhan rumah tangga dulu,” ucapnya.
Sehingga untuk mewujudkan program tersebut Bumdes sangat membutuhkan sentuhan dari instansi terkait seperti Dinas Tanaman Pangan Hortikultura, Dinas Pangan serta DPMK sehingga fasilitas pertanian seperti Alsintan (alat mesin pertanian) dan sarana prasarana lainnya bisa terpenuhi.
“Kita juga membutuhkan mesin pengilingan padi jika ke depan lahan terus diperluas. Saat ini kita menggiling padi masih pakai mesin giling Rice Milling Unit (RMU) mini. Mesinnya ada tapi bangunannya belum ada,” pungkas Efrizal.(id86)