TAPAKTUAN (Waspada.id) : Fatayuddin SPd, yang kini menjabat Kepala SMP Negeri 2 Pasie Raja Kabupaten Aceh Selatan juga merangkap Ketua Pengurus Cabang (PC) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Pasie Raja, terpilih menjadi Ketua PGRI Kabupaten Aceh Selatan periode 2025-2030.
Hal itu dipastikan setelah Fatayudin meraih sebanyak 32 suara mengungguli pesaingnya Abubakar SPd yang meraih 26 suara pada pemilihan yang berlangsung demokratis pada Konferensi PGRI ke-23 yang dibuka oleh Bupati Aceh Selatan, H Mirwan di Rumoh Agam, Tapaktuan, Kamis (23/10).
Dalam sambutannya, Bupati Mirwan menyampaikan, apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh tenaga pendidik yang telah berjuang tanpa lelah membangun generasi cerdas dan berkarakter di Kabupaten Aceh Selatan.
“Guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga pembentuk karakter dan moral bangsa. Pemerintah daerah sangat berterima kasih atas dedikasi para guru yang telah mengabdi dengan sepenuh hati di tengah berbagai keterbatasan,” ujar Mirwan.
Bupati menegaskan, pemerintah daerah berkomitmen memperhatikan kesejahteraan dan pengembangan kompetensi guru melalui berbagai program pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang pendidikan.
“Kami akan terus mendorong agar para guru mendapatkan pelatihan dan peningkatan kapasitas secara berkelanjutan. Kualitas pendidikan akan meningkat jika kualitas guru juga meningkat,” ungkap Mirwan.
Ia berharap, PGRI Aceh Selatan dapat terus meningkatkan kompetensi dan Inovasi. Bisa selalu menjadi motor penggerak bagi guru untuk meningkatkan kompetensi yang mampu beradaptasi dengan teknologi dan berinovasi dalam metode pembelajaran.
Wakil Ketua I PGRI Provinsi Aceh, M.Najur MPd mengatakan, pihaknya terus bersinergi dalam memperjuangkan kepentingan tenaga pendidik, mulai dari penempatan guru, pemerataan distribusi guru hingga peningkatan kesejahteraan kaum pendidik.
“Undang-Undang Perlindungan Anak menjadi momok bagi guru, sehingga bertindak sedikit saja akan disalahkan oleh orang tua peserta didik, sehingga ancaman bahkan tindak kekerasan terhadap guru kerap terjadi,” ucap Najur.
Justru itu Najur meminta kepada Pemkab Aceh Selatan untuk memberikan jaminan perlindungan guru dalam menjalankan tugasnya.
Diharapkannya, dengan terselenggaranya Konferensi ke-23 PGRI Aceh Selatan, dapat melahirkan kepengurusan baru yang lebih solid, inovatif, dan mampu menjawab tantangan dunia pendidikan di era modern saat ini.
Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana, Bisri Asyanuri S.Pd melaporkan, kegiatan konferensi PGRI ke-23 mengangkat tema “Transformasi PGRI menuju Generasi Emas,” diikuti semua Pengurus PGRI Aceh Selatan, Pengurus PGRI Provinsi Aceh dan Pengurus Cabang (PC) dari 18 kecamatan di kabupaten ini.
Kata Bisri, konferensi ini merupakan forum tertinggi dalam organisasi PGRI di tingkat kabupaten. Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi kinerja pengurus sebelumnya serta memilih pengurus baru untuk masa bakti 2025–2030.
“Momentum konferensi ini bukan hanya sekadar pergantian pengurus, tetapi juga sarana memperkuat solidaritas dan semangat perjuangan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan,” ujarnya.
Bisri menyampaikan, kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama seluruh anggota dengan sumber dana murni dari anggaran PGRI Aceh Selatan serta dukungan dari Pemkab setempat.
Adapun struktur pengurus terpilih adalah Ketua Fatayuddin SPd, Wakil Ketua I Liasar MPd, Wakil Ketua II Darma Wijaya SPd, Wakil Ketua III Darman SPd, sekretaris Kamarudzaman SPd, wakil sekretaris Hubbul Wathan SPd, bendahara Hadi SPd, wakil bendahara Abdul Munir SPd, serta ketua biro lainnya merupakan pengurus PGRI Kabupaten Aceh Selatan terpilih periode 2025-2030. (id85)













