Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Festival Literasi Perpustakaan Aceh Utara Hadirkan Berbagai Lomba Kreatif

Festival Literasi Perpustakaan Aceh Utara Hadirkan Berbagai Lomba Kreatif
Seorang peserta sedang membaca puisi pada acara Festival Literasi Perpustakaan Aceh Utara, Selasa (19/8). Waspada.id/Zainal Abidin
Kecil Besar
14px

LHOKSUKON (Waspada.id): Festival Literasi Aceh Utara resmi digelar selama tiga hari, Selasa hingga Kamis (19–21/8), di halaman Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Utara.

Ketua Panitia Pelaksana, Muhammad Taufieq yang juga Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Utara, menjelaskan tujuan festival ini adalah untuk mengembangkan potensi dan bakat masyarakat agar lebih kreatif, inovatif, dan berdaya saing. “Juga untuk menumbuhkembangkan budaya literasi dalam kehidupan masyarakat serta mempererat silaturrahmi dan pertukaran informasi antar peserta,” ujarnya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Sejumlah cabang lomba turut digelar, di antaranya Lomba Pidato Bahasa Inggris dengan 50 peserta, Lomba Mewarnai 50 peserta, Lomba Menggambar 50 peserta, Lomba Baca Puisi 50 peserta, serta Lomba Bertutur atau Mendongeng yang diikuti 20 peserta. Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Tahun 2025.

Wadah Menumbuhkan Budaya Baca Dan Berpikir Kritis

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Aceh Utara, Ir. Saifullah, menegaskan bahwa literasi merupakan jantung dari peradaban. “Melalui literasi, manusia tidak hanya belajar membaca huruf, tetapi juga belajar membaca kehidupan, memahami dunia, dan menata masa depan,” jelasnya.

Menurut Saifullah, bangsa yang besar adalah bangsa yang masyarakatnya gemar membaca, menulis, dan berkarya. Tanpa literasi, sulit bagi suatu bangsa mengikuti perubahan zaman yang kian cepat.

Ia menambahkan, literasi bukan hanya kemampuan teknis membaca, tetapi modal utama membangun peradaban dan menciptakan masyarakat yang berdaya saing. Karena itu, Festival Literasi ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan wadah untuk menumbuhkan semangat membaca, menulis, berdiskusi, sekaligus memperkuat budaya berpikir kritis.

“Di sinilah anak-anak, remaja, pendidik, penulis, bahkan masyarakat luas dapat bertemu, saling bertukar gagasan, dan menularkan inspirasi,” tambahnya.(id77)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE