NAGAN RAYA (Waspada): Kawanan gajah liar kembali mengobrak-abrik rumah warga di Desa Blang Lango, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, menyebabkan rumah dan kebun warga rusak berat.
“Selain rumah dan kebun sebagian pagar adat desa juga rusak, Rabu (7/9), sejumlah penduduk di desa tersebut mulai resah akibat gajah berkeliaran yang tidak jauh dari pemukiman Desa Blang Lango tersebut,” kata Arifin, warga setempat.
Ia mengaku resah dan tidak tenang terhadap adanya kawanan gajah yang berkeliaran dan mengobrak-abrik kebun warga di desa tersebut.
“Sangat resah terhadap amukan gajah liar yang merusak kebun dan rumah, apalagi di sini masyarakat ada juga yang menanam padi,” akunya.
Arifin berharap pihak terkait agar menangani permasalahan ini secepatnya, sehingga tidak menimbulkan kerugian di masyarakat.
Camat Seunagan Timur, Salviar Evi meninjau langsung ke Desa Blang Lango yang didampingi Forum Ketua Tuha Peut Seunagan Timur dan Kades Blang Lango dengan menyisir sejumlah rumah yang rusak akibat amukan gajah liar tersebut.

Camat Seunagan Timur Salviar Evi mengatakan, setelah mendengar hasil pembahasan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), agar efektif dan efisien rencana kontak kejut akan disarankan melalui pemerintah gampong melalui pembuatan kebun Badan Usaha Milik Gampong (BUMG).
“Ini akan efektif untuk ada manfaat bagi masyarakat melalui kebun BUMG, dan kontak kejut digunakan sebagai penghalau gajah liar dengan dua manfaat masyarakat terbantu dan satwa dilindungi terjaga dari kepunahannya,” katanya.
Camat menghimbau masyarakat untuk menjaga ekosistem alam. “Gajah hewan dilindungi, kita harus jaga alam, sehingga masyarakat bisa tetap mencari rezeki dan satwa dilindungi ini bisa tetap hidup,” imbaunya.
Sementara itu, BKSDA Aceh melalui Kepala Resort Aceh Barat Satirin kepada Waspada menjelaskan, pihaknya terus hadir dalam masyarakat Desa Blang Lango dalam setiap informasi konflik gajah liar.
“Saat masyarakat membutuhkan kami, kami tetap datang melakukan pengusiran dibantu masyarakat yang paham wilayah tersebut,” jelasnya.
Satirin mengatakan, pihaknya bersama masyarakat melakukan pengusiran melalui petasan dan meriam dari karbit. “Ini yang telah kita lakukan dengan cara mengusir sama sama dengan petasan dan meriam dari karbit,” katanya.
Ia menjelaskan, langkah lain yang efektif dilakukan selain petasan yakni kontak kejut, seperti yang dilakukan di Desa tuwi Meuleusong, sehingga gajah liar tidak masuk lagi dan itu berhasil.
“Berdasarkan informasi, kawanan gajah liar ini ada puluhan yang masih berkeliaran tidak jauh dari permukiman Desa Blang Lango,” jelas Satirin. (b22)