AcehHeadlines

Hampir Semua Rumah Warga Hanyut Di Kota Lintang Bawah

Hampir Semua Rumah Warga Hanyut Di Kota Lintang Bawah
Masjid Di Kampung Kota Lintang bagian Bawah, Kecamatan Kota Kualasimpang, Kabupaten Aceh Tamiang yang selamat dari terjangan air banjir bercampur kayu gelondongan dan lumpur, Rabu (17/12). Waspada.id/Muhammad Hanafiah
Kecil Besar
14px

KUALASIMPANG (Waspada.id): Hampir semua rumah warga Kampung Kota Lintang, terutama bagian Kota Lintang Bawah (Koliba) rusak dan hanyut diterjang banjir bercampur kayu balok dan lumpur yang terjadi sepekan jelang tutup bulan November 2025.

Di Kecamatan Kota Kualasimpang, Kabupaten Aceh Tamiang, ada 5 kampung yaitu Kampung Kota Kualasimpang, Kampung Sriwijaya, Kampung Perdamaian, Kampung Kota Lintang dan Kampung Bukit Tempurung.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dari 5 kampung yang ada di Wilayah Kecamatan Kota Kualasimpang, Kampung Kota Lintang termasuk yang paling parah diterjang air banjir bercampur kayu gelondongan, terutama Kota Lintang bagian bawah.

Pantauan Waspada.id, Rabu (17/12), suasana di Kampung Kota Lintang, Kecamatan Kota Kualasimpang, Kabupaten Aceh Tamiang memang sangat menyedihkan.

Kayu gelondongan yang bertumpuk di rumah warga di Kampung Kota Lintang bagian bawah, Kecamatan Kota Kualasimpang, Kabupaten Aceh Tamiang, Rabu (17/12).Waspada.id/Muhammad Hanafiah

Di Kampung Kota Lintang Bagian atas rumah warga banyak rusak dan hanyut serta masih terendam lumpur. Warga juga kesulitan untuk membuang lumpur dari dalam rumah dan toko yang ada di Kota Lintang Atas. Sedangkan di Kota Lintang Bawah, hampir semua rumah warga hanyut, tetapi masih ada yang rusak berat akibat dihantam air banjir bercampur lumpur dan kayu gelondongan yang masuk ke kawasan tersebut di bawa arus air sungai Tamiang yang meluap ,sehingga kawasan Kota Lintang Bawah benar-benar hancur.

Sejumlah warga Kampung Kota Lintang Bawah, Ari, Zuhfri dan Fitri kepada Waspada.id, Rabu (17/12) mengatakan, warga terdampak banjir sangat butuh tenda untuk tempat bagi mereka mengungsi karena rumah mereka sudah hanyut dibawa arus air banjir bercampur kayu gelondongan. “Bantuan tenda memang ada, tetapi jumlahnya masih sangat kurang,” ungkap Ari bersama warga lainnya.

Ari juga mengungkapkan, selain bantuan tenda sangat kurang dan dalam pemberian bantuan tenda juga terkesan pilih kasih. ”Kalau kita tak ada kenalan dan tidak dekat dengan yang membagikan tenda, maka kita tak bakalan dapat tenda untuk tempat pengungsi,” ungkap Ari.

Dia juga mengatakan, seharusnya pemerintah mendatangkan alat berat yang berukuran besar untuk menyingkirkan lumpur dan kayu gelondongan. ”Alat berat yang masuk ke sini ukuran mini, mana sanggup untuk menyingkirkan kayu gelondongan,” imbuhnya.

Warga Kota Lintang Bawah itu juga menjelaskan kalau untuk bantuan makanan-minuman dan air bersih memang ada masuk diberikan berbagai pihak kepada warga yang mengungsi.

Menurut warga di kawasan Kota Lintang Bawah, selama banjir tidak ada upaya dari Pemerintah untuk mengevakuasi warga yang terperangkap air banjir, sehingga warga masih-masing berupaya untuk menyelamatkan diri mencari tempat yang lebih aman ke atas Pasar Pagi dan ada juga yang naik ke atas jembatan baru Kota Kualasimpang agar tidak hanyut dibawa arus air banjir. “Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang pascabanjir juga belum pernah datang untuk melihat kami yang mengungsi di sini,“ ungkap sejumlah warga Kota Lintang bawah.

Warga Kota Lintang bagian bawah, Suprianur kepada Waspada.id mengatakan, seharusnya Presiden RI, Prabowo Subianto menetapkan bencana alam di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh sebagai Bencana Nasional. “95 persen rumah warga hanyut dan 5 persen lagi walaupun tidak hanyut tetapi rusak berat tidak bisa lagi ditempati,” rinci Suprianur.(id93)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE