BLANGPIDIE (Waspada): Menyambut bulan suci Ramadhan 1443 Hinjriyah, yang ditaksir bertepatan pada Sabtu (2/4) mendatang, harga daging kerbau di Aceh Barat Daya (Abdya), tembus Rp200 ribu perkilogram.
Dimana, pemotongan hewan punggahan (tradisi meugang), khususnya di pantai Barat Selatan Aceh (Barsela), sudah dilakukan mulai, Rabu (30/3) meskipun puncaknya, Kamis (31/3) besok. Hari ini, pedagang daging membrandol dagangannya seharga Rp200 ribu perkilogram. Tingginya harga daging tersebut, tidaklah mengherankan bagi masyarakat ‘Nanggroe Breuh Sigupai’.
Dimana, lazimnya meugang sebelumnya, harga daging kerbau segar di Abdya, juga berada di level termahal di Aceh, Bahkan mungkin skala Nasional. Meskipun demikian, kondisi itu tidak menjadi hambatan ataupun persoalan bagi masyarakat setempat.
Sebab, tradisi meugang hanya diperingati tiga kali dalam setahun, yakni pada saat menyambut puasa, Hari Raya Idul Fitri dan menyambut Idul Adha. “Ini tradisi yang sudah diikuti oleh masyarakat Aceh pada umumnya, termasuk di Abdya yang sangat kental dengan budayanya. Mahalnya harga daging itu tak jadi masalah lagi,” ungkap Salman salah seorang warga yang sedang membeli daging di Pasar Blangpidie.
Meski ada pedagang yang menyembelih hewan meugang baik kerbau atau sapi pada Kamis esok, namun harga tersebut masih tetap sama dengan hari ini, yakni berkisar antara Rp190 ribu hingga Rp200 ribu perkilogramnya. “Harga ini bukanlah keinginan kami, tapi akibat tingginya nilai beli satu ekor kerbau, yang mencapai belasan juta, bahkan diatas 20 juta,” kata Taisir salah satu pedagang daging kerbau di Pasar Manggeng.
Meskipun demikian lanjutnya, harga daging itu akan berangsur turun hingga Rp150 ribu perkilogram, kalau sudah menjelang siang apalagi sore. “Daging ini kalau masih baru dipotong ya mahal, sebab masih sangat segar. Kecuali udah menjelang siang baru mulai turun sedikit,” katanya. (b21)