SIGLI (Waspada.id): Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pidie dalam beberapa hari terakhir berdampak langsung pada aktivitas para pelajar.
Di sejumlah kecamatan seperti Sigli dan Beureunuen, perjalanan menuju sekolah menjadi lebih sulit karena genangan dan jarak pandang yang terbatas, demikian pantauan Waspada.id, Selasa (25/11) pagi.
Seorang siswa SMA di Beureunuen, Fahri, mengatakan bahwa intensitas hujan tinggi membuat banyak pelajar terpaksa berangkat lebih awal agar tidak terlambat.
“Kalau hujan besar, beberapa jalan tergenang dalam. Motor teman-teman sering mogok, tapi kami tetap berusaha hadir,” ujarnya.
Siswa lainnya, Nisa, mengungkapkan bahwa suasana belajar di kelas ikut berubah. “Kalau hujan deras, suara atap sangat bising. Konsentrasi sedikit terganggu, tapi pelajaran tetap berjalan,” katanya.
Komentar senada datang dari Rizky, pelajar SMP negeri 2, Sigli, yang harus melewati jalan berlubang dan tergenang. “Kalau hujan, jalan ke sekolah jadi seperti kolam. Sepatu dan seragam basah semua. Tapi kami tetap datang supaya tidak ketinggalan tugas,” ujarnya.
Sementara Aulia, siswi SMA lainnya, menyebut kegiatan sekolah banyak yang dialihkan. “Latihan ekskul dibatalkan, upacara juga sering tidak jadi. Banyak teman yang izin karena rumahnya terendam,” terangnya.
Seorang guru SD di Sigli, Nurhayati, membenarkan bahwa tingkat kehadiran siswa menurun. “Anak-anak yang rumahnya jauh dari jalan utama biasanya datang lebih lambat. Namun pembelajaran tetap kami lanjutkan,” ujarnya.
Di luar lingkungan sekolah, aktivitas warga juga terdampak. Pedagang dan pekerja kantor menghadapi situasi serupa, meski sebagian petani justru memanfaatkan curah hujan untuk mulai membajak sawah dan menanam padi setelah menunggu musim tanam tiba.
BPBD Pidie terus mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan longsor, terutama bagi keluarga yang tinggal di kawasan rawan.(id69)
