PIDIE (Waspada.id) : Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pidie tanpa henti selama lebih dari sepekan memicu longsor besar yang mengakibatkan ruas Jalan Tangse–Geumpang–Meulaboh amblas sedalam sekitar 10 meter di kawasan Gampong Pulo Baro, Kecamatan Tangse.
Peristiwa yang terjadi Selasa (25/11) malam sekitar pukul 21.00 WIB itu langsung memutus jalur penghubung antarkecamatan tersebut.
Menurut warga setempat, Rudi, tebing di sisi jalan sudah tampak retak sejak dua hari sebelumnya. Namun intensitas hujan yang terus meningkat membuat kondisi tanah semakin labil.
“Air hujan sangat deras, terus-menerus dari pagi sampai malam. Sekitar jam sembilan malam tanah di tepi jalan tiba-tiba ambles. Suaranya keras sekali, seperti batu besar jatuh dari gunung. Untungnya tidak ada korban jiwa karena saat itu jalan sedang sepi,” ujar Andi, warga lainnya, saat ditemui Rabu pagi.
Ia menyebut badan jalan ambles dengan diameter lubang sekitar 10 x 2 meter. “Kalau dilihat dari dekat, tanah di bawahnya benar-benar kosong, seperti tergerus air,” katanya.
Kendaraan Terjebak
Pantauan Waspada di lokasi pada Rabu pagi di lokasi jalan amblas tidak terjadi antrean panjang kendaraan yang mengular di kedua sisi jalan yang amblas. Sejumlah mobil pribadi, minibus penumpang, truk kecil pembawa hasil bumi, hingga puluhan sepeda motor terpaksa melintas perlahan memanfaatkan sisa badan jalan yang masih ada.
Beberapa sopir mengaku sudah terjebak sejak Selasa malam. Sebagian memilih tidur di dalam mobil, sementara lainnya menyalakan api kecil untuk menghangatkan diri sembari menunggu informasi dari aparat gampong.
“Semalam kami tidak bisa ke mana-mana. Begitu tahu jalan putus, mobil langsung berhenti. Tidak ada pilihan selain menunggu sampai pagi. Kami berharap ada alat berat datang, tapi sampai sekarang belum ada,” kata Ismail, sopir pickup yang membawa barang dagangan dari Beureunue ke Geumpang.
Ia mengatakan jumlah kendaraan yang terjebak pada saat itu terus bertambah karena banyak warga yang belum mengetahui akses jalan benar-benar tidak bisa dilintasi.
Akses Vital Terputus
Jalan Tangse–Geumpang merupakan salah satu jalur vital bagi warga pedalaman Pidie. Putusnya jalur ini berdampak signifikan terhadap mobilitas masyarakat, terutama pedagang, petani, dan pelajar yang setiap hari bergantung pada jalur tersebut.
Samsul, sopir angkot rute Tangse–Geumpang, mengaku pendapatannya terhenti sejak kejadian itu.: “Biasanya tiap pagi saya angkut 20 sampai 30 penumpang, mulai dari pelajar sampai pedagang kecil. Sekarang sama sekali tidak bisa jalan karena khawatir mobilnya ikut jatuh. Penumpang banyak telepon, tanya apakah angkot bisa lewat, tapi mustahil. Jalannya sudah menganga seperti jurang,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa jalur ini bukan sekadar penghubung, tetapi urat nadi ekonomi masyarakat. “Petani yang mau kirim kopi,, atau pinang semuanya lewat sini. Kalau jalannya putus, dampak ekonominya langsung terasa,” tambahnya.
Penanganan Sementara
Hingga Rabu siang, aparat gampong dan BPBD Pidie masih berada di lokasi untuk melakukan pemantauan serta pemasangan garis pembatas. Namun alat berat saat berita ini ditulis sedang dalam perjalanan dan hujan belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Keuchik Gampong Blang Jeurat, Andy, mengatakan warga meminta pemerintah segera mengambil langkah darurat.
“Kalau menunggu perbaikan permanen tentu butuh waktu lama. Yang penting sekarang jalannya bisa dilewati dulu oleh kendaraan kecil. Kalau tidak, antrean dan kerugian warga akan makin besar,” ujarnya.
BPBD Pidie mengimbau warga agar tidak memaksa melintas atau mendekat ke bibir longsor karena potensi runtuhan susulan masih tinggi, mengingat curah hujan di kawasan Pegunungan Tangse tetap besar.
Harapan Warga
Warga berharap pemerintah kabupaten dan provinsi segera merespons cepat karena jalur ini menjadi satu-satunya akses menuju sejumlah gampong di kawasan perbukitan Tangse dan Geumpang.
“Kami mohon diperhatikan. Jalan ini satu-satunya akses kalau ada warga sakit, mau ke pasar, atau anak sekolah yang harus turun ke kecamatan,” kata Ismail.
Samsul, sang sopir angkot, menambahkan bahwa para driver bersedia turun tangan membantu jika dibutuhkan.
“Kalau dibiarkan berhari-hari, kami sopir tidak tahu mau makan apa. Pendapatan habis total. Setidaknya buat jalur sementara dulu. Kalau perlu gotong royong, kami siap,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, jalur Tangse–Geumpang masih lumpuh total. Petugas terus memperingatkan masyarakat untuk menghindari kawasan tersebut hingga kondisi dinyatakan aman. (id69)












