Scroll Untuk Membaca

Aceh

Ikan Keras Dan Sambal Pedas, MBG Anak PAUD Serta TK Diduga Tak Sesuai Juknis

Ikan Keras Dan Sambal Pedas, MBG Anak PAUD Serta TK Diduga Tak Sesuai Juknis
Wali murid di Kecamatan Pasie Raja, Aceh Selatan menyoroti menu makanan bergizi gratis (MBG) yang disalurkan kepada anak-anak PAUD dan TK diduga tak sesuai juknis. (Waspada.id/Meukek)
Kecil Besar
14px

TAPAKTUAN (Waspada.id): Penyaluran Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak sekolah tingkat PAUD dan TK melalui dapur bergizi Kecamatan Pasie Raja diduga asal-asalan tak sesuai petunjuk teknis (Juknis) Badan Gizi Nasional sehingga jadi sorotan dan kritikan orang tua murid.

Dilaporkan, makanan yang disajikan sepanjang Senin dan Selasa (1-2/9) kemarin, jangankan untuk menambah gizi dan protein sesuai sasaran dan tujuan utama Presiden RI Prabowo Subianto, tapi realitanya dilapangan justru menambah menurunkan gizi dan protein karena nafsu makan peserta didik tiba-tiba hilang.

Soalnya, hasil pantauan di lapangan menu yang disajikan untuk anak-anak PAUD dan TK berupa bakso, kentang goreng, bakwan, sambal pedas, seiris timun, dan satu buah jeruk.

Beberapa kalangan orang tua murid menilai, sajian makanan seperti itu tidak sesuai standar makanan sehat bagi anak usia dini (PAUD dan TK).

“Anak saya tidak bisa makan karena sambalnya pedas. Harusnya untuk anak PAUD jangan ada sambal. Lagi pula baksonya seperti bakso siap saji yang dibeli di supermarket, bukan olahan bakso segar dari dapur bergizi,” kata salah seorang wali murid yang identitasnya diminta dirahasiakan, kepada wartawan di Tapaktuan, Rabu (3/9).

Ia mengharapkan kepada penyedia agar mempersiapkan sajian makanan betul-betul bergizi sesuai juknis yang telah ditetapkan BGN jangan hanya memikirkan keuntungan, sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh anak-anak sekolah selaku generasi emas penerus masa depan bangsa.

Tak berhenti di situ, aksi protes dan komplain senada juga terus berlanjut. Salah seorang wali murid asal Kecamatan Pasie Raja pada Selasa (2/9) juga memprotes terkait penyediaan menu ikan yang wujudnya dalam kondisi sangat keras sehingga jangankan digigit dengan gigi, dicubit pakai tangan saja anak-anak mengalami kesulitan.

“Program ini kan untuk anak-anak. Jangan terlalu banyak ambil untung sampai kualitas gizi dikorbankan,” kritiknya.

Kepala Dapur sekaligus Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) Kecamatan Pasie Raja, Heri, Saat dikonfirmasi pada Rabu (3/9) malam, mengakui menu yang disajikan tersebut sudah sesuai arahan ahli gizi.

“Untuk anak SD, TK, dan PAUD menunya kentang, bakwan, bakso, sambal, mentimun, dan jeruk. Sedangkan untuk SMP, SMA, ibu hamil, dan ibu menyusui ada tambahan tempe goreng,” ujarnya.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Ahli Gizi Pasie Raja Al Putri Nadya menegaskan penggunaan sambal tidak menyalahi aturan.

“Boleh memakai sambal, karena banyak dapur lain juga pakai. Sambalnya tidak pedas, bahkan ada dapur lain yang menggunakan sambal hijau,” jelasnya.

Padahal, menurut Juknis Badan Gizi Nasional, standar makanan untuk PAUD/TK/RA wajib mencakup: 1 sumber karbohidrat, 1 protein hewani, 0,25 protein nabati, 0,5 sayur, 1 buah, 1 sumber lemak, serta susu minimal 3 kali seminggu. Aturan tambahan juga menegaskan bumbu pedas tidak diperbolehkan, makanan harus bervariasi, dan dilarang mengandalkan produk olahan siap saji.

Sorotan ini makin mempertegas bahwa pentingnya dilakukan pengawasan ketat dan benar-benar serius tak sekedar pengawasan dari atas meja agar program makanan bergizi gratis benar-benar bermanfaat bagi anak-anak, bukan sekadar proyek yang hanya menguntungkan penyedia. (id85)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE