KUTACANE ( Waspada): Dalam beberapa minggu terakhir, ratusan petani di Aceh Tenggara merugi dan terpaksa mengurut dada, menyusul mati mendadaknya beberapa ton ikan yang dibudidayakan petani di bumi sepakat segenep.
Mati mendadaknya puluhan ribu ekor ikan mas dan jenis ikan air tawar lainnya, membuat petani di Kecamatan Lawe Bulan, Deleng Pokhkisen dan di kecamatan lainnya meradang dan pusing tujuh keliling, akibat harus menelan kerugian tak terperi.
Anwar, salah seorang petani ikan di Kecamatan Lawe Bulan, mengaku miris dan kewalahan akibat penyakit ikan mati mendadak yang mendera Aceh Tenggara dalam dua pekan terakhir. Pasalnya, beberapa ton ikan mas siap panen yang berada dalam kolamnya mati mendadak dan tak bisa lagi dijual.
Penyakit ikan mati mendadak ini terbilang aneh, karena prosesnya berlangsung dalam sesaat. Masalahnya pada malam hari ikan masih terlihat segar, namun pada pagi harinya mulai muncul ke permukaan dan membuat kolam ikan memutih akibat dipenuhi ikan mati.
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi, sebagian petani, sambung Tami, terpaksa menjual ikan yang akan mati dan yang masih bertahan hidup dengan harga murah, karena jika tak segera dijual akan membuat petani rugi akibat bertambah banyaknya ikan yang mati mendadak.
Namun sebagian lagi, petani terpaksa menjemur dan mengeringkan ikan mas yang masih hidup untuk selanjutnya dijual ke pasar maupun pada warga yang berminat membeli ikan mas kering (Tuhukh dalam bahasa daerah Agara).
Penyakit ikan mati mendadak dalam jumlah besar kali ini yang untuk sementara waktu diduga terjadi karena cuaca ekstrim tersebut, sambung petani lainnya di Desa Lawe Pangkat, diduga karena cuaca ekstrem yang teradi dalam 2 pekan terakhir.
Dampaknya, bukan hanya bibit ikan yang mati mendadak, melainkan juga menyebabkan ikan kiloan berukuran besar yang siap panen, mati mendadak hingga menyebabkan gagal panen dan pada akhirnya petani mengalami kerugian besar. “Untuk kali ini, jangankan dapat untung,balik modal saja pun sudah beruntung,” keluh Rasi seraya mendesak dinas terkait segera turun dan mencari solusi agar ikan yang masih ada bisa diselamatkan, kendati diduga puluhan ton ikan mas petani di 3 kecamatan mati mendadak.
Ketua DPRK ,Deni Febrian Roza dan Anggota Komisi IV DPR RI HM.Salim Fakhry yang membidangi masalah hutan dan perikanan di kantor PWI Agara, Senin (31/10) menghimbau pihak Dinas Perikanan agar segera turun ke lapangan dan mendatangi kolam ikan petani yang terdampak mati mendadak dalam jumlah besar di dua kecamatan tersebut.
“Segera inventarisir dan segera laporkan pada pihak Balai Perikanan Ujung Batee Banda Aceh, agar petani tidak mengalami kerugian yang lebih besar lagi,akibat ikan yang di budidayakan kelompok tani tersebut, tak bisa di panen karena keburu mati mendadak,” tegas Deni dan Fakhry.
Kepala Dinas Perikanan Agara, Firman Desky kepada Waspada, Senin (31/10) membenarkan jika saat ini banyak ikan petani di Kecamatan Deleng Pokhkisen dan Lawe Bulan mati mendadak. “Ada 9 kelompok tani ikan yang telah melapor jika saat ini penyakit ikan air tawar mati mendadak tengah terjadi pada dua kecamatan yang masuk dalam daerah mina politan di Aceh Tenggara,” ujar Firman.
Namun demikian, hasil dari tim yang telah diturunkan ke beberapa lokasi tersebut, akan dilapotkan pada Balai ikan di Ujong Batee, setelah itu baru bisa diketahui penyebab kematian mendadak ikan petani tersebut, sembari menunggu turunnya tim dari Provinsi Aceh.
Kepala Balai Penyuluhan Perikanan Budidaya Air Payau (BPPBAP) Ujung Batee Aceh, Malijo kepada Waspada, Senin (31/10) mengatakan, sampai saat ini baik secara pribadi maupun kedinasan, pihak BPPBAP sama sekali belum pernah menerima laporan dari Kepala Dinas Perikanan Aceh Tenggara tentang penyakit ikan mati mendadak dalam skala besar yang terjadi di beberapa kecamatan di Kutacane tersebut.
“Jika ada laporan atau ada sampel pada kami, kami akan turun ke lapangan untuk memastikan apa yang menyebabkan ikan mas dan ikanair tawan lainnya mati mendadak dalam yang terbilang banyak tersebut,” bisa jadi ikan mati mendadak karena cuaca ekstrem dan bisa juga akibat virus lainnya, karena itu perlu diteliti,” ujar Malijo melalui handphone anggota Komisi IV DPR RI HM.Salim Fakhry.(b16)
FOTO: Ikan mas yang menjadi andalan petani di 3 kecamatan terancam punah, akibat penyakit mati mendadak yang terjadi di Aceh Tenggara.Petani setempat diperkirakan rugi miliaran rupiah akibat gagal panen paska matinya ikan tawar petani dalam jumlah besar. Waspada.id/Ali Amran