BLANGPIDIE (Waspada): Dilaporkan, sejumlah Alat Mesin Pertanian (Alsintan), milik Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Pemkab Abdya), dalam kondisi rusak dan tidak bisa digunakan, dalam menghadapi musim tanam rendengan tahun 2023.
Akibatnya, para warga tani dalam ribuan hectare areal pertanian padi, dalam sembilan wilayah Kecamatan di Abdya, terpaksa mengambil kebijakan, dengan mengundang alsintan milik swasta, untuk menyelesaikan proses bajak, dalam menghadapi mausim tanam serentak, yang sudah dijadwalkan pemerintah setempat.
Sebagaimana diakui Basri, salah seorang Keujruen Blang (lembaga adat sawah), kawasan Kecamatan Tangan-Tangan Jum’at (20/1). Menurutnya, melejitnya ongkos bajak sawah pada musim tanam rendengan kali ini, disebabkan beberapa hal. Yang pertama katanya, imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Kemudian, juga imbas dari tidak bisa digunakan para petani alsintan milik Pemkab, karena rusak. Sehingga, para warga tani terpaksa menggunakan alsintan milik swasta, dengan tarif yang jauh lebih tinggi dibandingkan tariff dari alsintan milik Pemkab Abdya. “Tarif traktor milik Pemkab memang murah hanya Rp600 ribu/hektare atau Rp200 ribu/naleh (sepertiga hektare), sedangkan milik swasta, jauh diatas itu. Bahkan, hamper dua kali lipat tarifnya,” ungkap Basri.
Meskipun demikian lanjut Keujrun Teladan ini, warga tani tetap menggunakan jasa alsintan milik swasta, agar tidak tertinggal dalam proses bajak sawah, menghadapi musim tanam redengan tahun 2023 ini, yang jadwalnya sudah ditetapkan pemerintah. “Warga tani tidak keberatan meskipun mahal, daripada tertinggal lebih baik mahal. Karena, kalau sempat tertinggal, resikonya pada penyakit tanaman lebih susah lagi,” sebutnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya drh Nasruddin, melalui Kepala Bidang Prasarana dan Sarana, Teuku Indra ST, dihubungi terpisah membenarkan banyak alsintan jenis traktor 4WD milik Pemkab, saat ini rusak tidak dapat difungsikan, untuk membajak sawah petani. “Dari 47 unit alsintan di Distanpan, hanya 25 unit yang masih bisa beroperasi di sawah. Itupun sering rusak, mungkin karena alatnya sudah tua. Sudah lima tahun,” katanya.
Teuku Indra menjelaskan, total keseluruhan traktor 4WD milik Pemkab berjumlah 61 unit. 14 unit di kelola oleh kelompok tani, 47 unit lagi pada Distanpan Abdya. “Alsintan itu rata-rata pengadaan 2017 lalu. Ada dari APBN, ada juga dari APBK. Sudah lama, sudah wajar rusak, apalagi bekerja dalam lumpur,” urainya.
Teuku Indra mengaku telah berupaya melakukan perbaikan alsintan, dengan cara menurunkan tim mekanik dari PT Rutan. Namun, biaya yang harus dikeluarkan cukup besar. Sehingga harus dikaji ulang, agar tidak memboroskan anggaran daerah. “Di kaji dulu, apa masih layak di perbaiki. Kalau dananya besar sekali, mending pengadaan baru saja. Apalagi usia alsintan kita itu juga sudah tua,” ujarnya.(b21)
Waspada/Syafrizal
Salah seorang operator alsintan milik swasta, sedang membajak sawah milik petani di kawasan Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya, Jum’at (20/1).