IDI (Waspada): Jalan darat yang menghubungkan sejumlah desa dengan ribuan hektar area tambak ikan dan udang membutuhkan satu unit jembatan di Gampong Bagok Panah Sa, Kec. Darul Aman, Kab. Aceh Timur. Petani tambak antara lain dari 10 desa dalam Kemukiman Pulo Pineung dan Pulo Blang di Idi Cut.
“Sejak Indonesia merdeka, jembatan darurat ini belum pernah dibangun. Inisiatif pemerintah gampong (desa–red) hanya meletakkan batang kelapa dan papan. Bahkan telah berulangkali bongkar akibat lapuk di makan usia,” kata Saifullah, petambak asal Bagok Panah Sa Idi Cut, Minggu (3/11).
Selama ini, lanjut Saifullah, jembatan darurat iti tidam hanya untuk kebutuhan ratusan petani tambak, tetapi para nelayan saban hari siang dan malam juga memanfaatkan jembatan darurat tersebut. “Oleh karenanya, kami berharap agar pemerintah membangun jembatan darurat ini, apalagi telah berulangkali petani tambak jatuh akibat terpeleset saat melintasinya,” urainya.
Nazaruddin, tokoh masyarakat Idi Cut menambah, kurun waktu tiga tahun terakhir telah mengalami lima kecelakaan di jembatan darurat. Semua kecelakaan merupakan akibat kendaraan roda dua terpeleset ke sungai dan patah papan jembatan, sehingga kecebur ke sungai.
“Biasanya, nelayan yang menjaring ikan dan udang di pinggir laut berangkat tengah malam atau menjelang subuh. Ketika musim penghujan kondisi jembatan licin, sehingga berpotensi nelayan terpeleset dan jatuh ke sungai,” terang Nazaruddin, seraya meminta pemangku kepentingan untuk lebih adil dalam membangun daerah ini secara merata.
Dia berharap, jembatan tersebut diusulkan dalam Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Darul Aman Tahun 2025, sehingga menjadi perioritas pembangunan Pemkab Aceh Timur. “Di bawah kepemimpinan bapak camat yang baru, kami berharap sarana dan prasarana di sektor perikanan dan kelautan dalam kecamatan ini menjadi perhatian serius,” pinta Nazaruddin. (b11)












