AcehPendidikan

Kadis PK Aceh Utara: Dalam Hidup Kita Wajib Memiliki Satu Keahlian

Kadis PK Aceh Utara: Dalam Hidup Kita Wajib Memiliki Satu Keahlian
Jamaluddin berbincang-bincang dengan salah seorang peserta kursus menjahit di PKBM Cahaya Bangsa.Waspada/Maimun Asnawi
Kecil Besar
14px

“Setiap orang wajib memiliki satu keahlian (life skill). Ini penting agar seseorang memiliki ketrampilan untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi tuntutan kehidupan sehari-hari. Life skill merupakan ketrampilan psikososial karena mencakup proses berpikir dan berperilaku.”

UNGKAPAN itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara, Jamaluddin, S.Sos, M.Pd pada saat membuka kegiatan kursus menjahit di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cahaya Bangsa di Gampong Teupin Keubeu, Kecamatan Matangkuli, Rabu (18/9) siang.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Selain wajib memiliki satu keterampilan, setiap orang juga wajib memiliki integritas, memiliki keterampilan jaringan (networking). Maka Insya Allah semua usaha yang kita jalani atau yang kita tekuni akan berjalan dengan sukses,” sebut orang nomor satu di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara itu dengan penuh keyakinan.

Mengapa setiap orang yang memiliki kecapakan hidup juga harus memiliki keterampilan networking. Jawabannya, sebut Jamaluddin, networking skill merupakan kemampuan seseorang untuk membangun, menjaga dan untuk memaksimalkan hubungan profesional.

“Dalam keterampilan networking ini meliputi kecakapan dalam berkomunikasi. Apakah itu komunikasi personal maupun interpersonal. Memiliki kemampuan mendengar yang baik untuk mempertahankan dan menjalin hubungan baik dengan orang lain,” sebut Jamaluddin di hadapan 25 peserta kursus menjahit di PKBM Cahaya Bangsa itu.

Amatan Waspada, 25 peserta kursus menjahit terlihat serius menyimak setiap isi pidato yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan itu. Sikap yang mereka tunjukkan membenarkan dan setuju dengan apa yang disampaikan oleh Jamaluddin.

Jamaluddin foto bersama dengan 25 peserta PKW di halaman PKBM Cahaya Bangsa.Waspada/Maimun Asnawi

“Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk ikut dalam kegiatan seperti ini. Maka dari itu, kepada anak-anakku sekalian, manfaatkan kesempatan ini dengan baik. Belajarlah dengan tekun hingga nanti kalian memiliki satu keahlian.”

Dalam pidato tersebut, Jamaluddin juga mengatakan, program ini lahir berkat kerja keras dan kerja cerdas dari Kepala PKBM Cahaya Bangsa, Muhammad Nur. Ini merupakan Program Keterampilan Kewirausahaan (PKW) dari Dirjen Vokasi di Kementerian Pendidikan.

“Pak M Nur atas nama PKBM Cahaya Bangsa menyampaikan usulan ke Dirjen Vokasi di Jakarta. Selanjutnya usulan itu diverifikasi. Setelah dinyatakan layak, baru Program Keterampilan Kewirausahaan ini diberikan untuk dilaksanakan di PKBM Cahaya Bangsa,” sebut Jamal memberitahukan kepada 25 peserta tentang bagaimana proses program itu dapat dirasakan oleh mereka.

Program Keterampilan Kewirausahaan (PKW) ditujukan untuk anak usia produktif yang mengalami putus sekolah agar mereka memiliki ketrampilan kecakapan hidup (life skill) dengan harapan mereka nantinya dapat hidup mandiri.

“Program serupa juga ada di berbagai PKBM lainnya di Kabupaten Aceh Utara. Dan program yang dilaksanakan tergantung usulan dari kepala PKBM masing-masing. Di Dirjen Vokasi ada Program Kecakapan Kewirausahaan (PKW) dan ada juga Program Kecakapan Kerja (PKK),” sebut Jamaluddin.

Untuk kegiatan kursus menjahit yang dilaksanakan oleh PKBM Cahaya Bangsa memiliki durasi 250 jam atau setara dengan 63 hari. Jamal berharap, setiap peserta memiliki output 100 persen dan outcome sebagai dampak positif yang dirasakan oleh seluruh peserta nantinya. “Ini program nasional yang dilaksanakan oleh PKBM Cahaya Bangsa di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara.”

Setelah 63 hari program ini berjalan, sebut Jamal, pihaknya akan melihat hasilnya. Diharapkan ke 25 peserta memiliki kemampuan yang sama di bidang menjahit. Dan jika hasilnya bagus, maka ke depan, ke 25 peserta tersebut akan ditingkatkan kemampuan mereka di bidang digital marketing.

Digital marketing, kata Jamal, merupakan kebutuhan wajib yang harus dimiliki oleh setiap orang yang memiliki usaha di zaman modern ini, untuk mempromosikan setiap produk yang dihasilkan kepada masyarakat nasional dan internasional.

Mimpi Saya Ingin Menjadikan Aceh Utara Seperti Bukit Tinggi Dan Tanah Abang

Setelah memiliki produk tertentu dan memiliki keahlian di bidang digital marketing, maka Kabupaten Aceh Utara akan dikenal seperti dikenalnya Bukit Tinggi sebagai penghasil mukena. Atau akan dikenal seperti Tanah Abang dan Pasar Baru di Jakarta.

“Seluruh produk yang dihasilkan oleh masyarakat melalui PKBM yang ada di Aceh Utara akan dipasarkan melalui dunia digital. Jika ini terwujud, maka Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pasti mampu menekan jumlah angka kemiskinan,” katanya.

Terakhir pada kesempatan itu, Jamaluddin kembali menegaskan agar ke 25 peserta kursus menjahit di PKBM Cahaya Bangsa dapat mengikuti program ini dengan sungguh-sungguh hingga ke 25 peserta memiliki keterampilan yang dapat membanggakan keluarga dan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.

Salah seorang peserta kursus, Saridina Putri, 20, warga Gampong (desa) Pante, Kecamatan Matangkuli kepada Waspada membenarkan, untuk menjadi peserta dalam program tersebut tidak gampang, karena harus memalui proses seleksi. Dan tidak semua anak putus sekolah memiliki kesempatan untuk menjadi peserta dalam program ini.

“Insya Allah kami akan dengan sungguh-sungguh mengikuti program ini. Kami pun ikut dalam program ini agar memiliki keahlian di bidang menjahit. Terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara. Terima kasih kepada Kepala PKBM Cahaya Bangsa dan terimakasih kepada Dirjen Vokasi Kementerian Pendidikan di Jakarta,” ucap Saridina Putri mewakil 24 peserta lainnya.

Kepala PKBM Cahaya Bangsa, Muhammad Nur kepada Waspada mengatakan, semua biaya pelatihan diberikan gratis termasuk seluruh kebutuhan yang diperlukan dalam pelatihan tersebut.

“Mulai dari tutor, mesin jahit, benang, kain dan berbagai kebutuhan lainnya menjadi tanggungjawab kami. Peserta cukup datang dan belajar dengan baik. Ruang belajar kita siapkan AC. Sedangkan yang di luar ruangan kita siapkan kipas angin. Intinya, semua peserta harus merasa nyaman selama program ini berjalan,” demikian M Nur. WASPADA.id/Maimun Asnawi, S.HI, M.Kom.I

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE