BANDA ACEH (Waspada.id): Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem akibat Bibit Siklon Tropis 95B yang terbentuk sejak 21 November 2025 di wilayah Selat Malaka, sebelah timur Aceh. Imbauan tersebut disampaikan Kepala Dinas PUPR Aceh, Ir. Mawardi, ST, pada Kamis (26/11).
Mawardi mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada selama beraktivitas dan melakukan perjalanan, terutama di jalur pegunungan yang rawan longsor dan penurunan badan jalan. Intensitas hujan yang tinggi dikhawatirkan dapat menyebabkan jalan licin, genangan air, rendahnya jarak pandang, hingga potensi kecelakaan lalu lintas. Para pengendara diminta mengurangi kecepatan, menjaga jarak aman, serta menghindari berhenti di area lereng atau tebing yang berisiko longsor.
Hemat Mawardi, jika tidak mendesak, sebaiknya menunda bepergian demi keselamatan diri dan keluarga.Ia juga menyoroti kondisi di beberapa kawasan yang kerap longsor serta ruas jalan yang langganan banjir setiap kali hujan deras mengguyur wilayah Aceh.
Ia juga mengingatkan bahwa beberapa kawasan di Aceh dikenal rawan longsor, seperti jalan Geumpang–Meureudu, Takengon–Bireuen, Kutacane–Blangkejeren, dan daerah perbukitan di Aceh Tengah, Bener Meriah, serta Gayo Lues. Sementara itu, sejumlah ruas jalan juga sering dilanda banjir, khususnya di Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Selatan, serta beberapa titik di Banda Aceh dan Aceh Besar. Mawardi menegaskan agar masyarakat tetap waspada dan selalu memperbarui informasi cuaca sebelum bepergian.
Selain itu, PUPR Aceh mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang, terutama di wilayah pegunungan dan daerah aliran sungai. Jika terlihat awan gelap pekat dan hujan mulai turun, masyarakat disarankan menjauhi lereng serta bantaran sungai.
Kondisi cuaca yang sangat dinamis menuntut kewaspadaan bersama; oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memantau informasi resmi BMKG dan berkoordinasi dengan BPBD, TNI, dan Polri setempat guna kesiapsiagaan serta mengimbau masyarakat tetap tenang namun tetap waspada.
Sebagaimana informasi berdasarkan analisis BMKG pada 25 November 2025 pukul 07.00 WIB, pusat putaran angin terpantau berada di sekitar Selat Malaka dengan kecepatan angin mencapai 46 km/jam. Dari citra satelit juga terlihat banyak awan tebal di wilayah tersebut dan pesisir Aceh, yang dapat memicu hujan lebat dan angin kencang.
Secara umum, kondisi cuaca saat ini dipengaruhi oleh bibit siklon yang didukung oleh suhu laut hangat dan udara lembap. Meski begitu, pertumbuhannya masih terhambat oleh angin kencang di lapisan atas dan posisinya yang berada di perairan sempit. Dalam 24 jam ke depan, bibit siklon 95B diperkirakan masih bertahan dan bergerak perlahan ke arah barat–barat laut menuju daratan Aceh. Pada 48 jam berikutnya, sistem ini diprediksi bergerak ke Laut Andaman, dan dalam 72 jam intensitasnya diperkirakan mulai melemah.
BMKG menyebutkan bahwa peluang bibit siklon ini berkembang menjadi siklon tropis dalam 24–72 jam ke depan masih rendah. Meski demikian, dampaknya tetap perlu diwaspadai karena dapat memengaruhi kondisi cuaca di beberapa wilayah. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau, disertai potensi angin kencang di beberapa daerah.
Selain itu, gelombang laut juga berpotensi meningkat. Gelombang kategori sedang (1,25–2,5 meter) diperkirakan terjadi di Selat Malaka Bagian Utara dan perairan Riau, sementara gelombang tinggi (2,5–4 meter) dapat terjadi di Selat Malaka bagian tengah hingga perairan timur Sumatera Utara dan Samudera Hindia barat Aceh. Hampir seluruh kabupaten/kota di Aceh berpotensi terdampak cuaca ekstrem hingga 27 November 2025, sehingga masyarakat diminta tetap waspada. (id65)












