Scroll Untuk Membaca

AcehPendidikan

Kadisdikbud Aceh Utara: “Mengejar Ketertinggalan Tak Cukup Dengan Berlari Tapi Membutuhkan Lompatan”

Kadisdikbud Aceh Utara: "Mengejar Ketertinggalan Tak Cukup Dengan Berlari Tapi Membutuhkan Lompatan”
Kecil Besar
14px

ACEH UTARA (Waspada): Kemajuan pendidikan di Turki 20 tahun lebih maju dibandingkan dengan kualitas pendidikan yang ada di Kabupaten Aceh Utara. Di Turki, siswa setingkat SMP di Indonesia telah mampu menghafal Alquran 30 juz, memproduksi alat-alat kecantikan, dan membuat droen yang sudah dipasarkan di berbagai negara. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut tidak mungkin dengan berlari tetapi harus dengan lompatan-lompatan.

Demikian Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Aceh Utara, Jamaluddin, S.Sos.,M.Pd pada penutupan Seminar Nasional “Bagaimana Menjadi Guru Hebat (How To Be Great Teacher)” dengan tema: Pengajar Belum Tentu Mengajar di Gedung Serba Guna Kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL). Seminar tersebut berlangsung tiga hari penuh yaitu Selasa-Kamis (22-24/11).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kadisdikbud Aceh Utara: "Mengejar Ketertinggalan Tak Cukup Dengan Berlari Tapi Membutuhkan Lompatan”

IKLAN

Seminar yang diisi oleh pemateri dari dalam dan luar negeri itu diikuti oleh 3000-an guru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh Aceh Utara. “Kalau kita lari orang juga berlari, tapi bagaimana agar ketertinggalan itu bisa kita kejar, maka membutuhkan lompatan-lompatan agar cepat ketemunya,” sebut Jamaluddin.

Lompatan-lompatan yang akan segera dilakukan ke depan adalah dengan menjalin kerjasama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara dengan pelaku pendidikan yang ada di Turki. Sebagai model, kata Jamaluddin, pihaknya telah menyiapkan lahan dan gedung di SMP Negeri 1 Lhoksukon untuk dijadikan sebagai Boarding School (sekolah berasrama). “Kerjasama ini segera dilakukan MoU dengan Sekolah Imam Hatib Lisensi (lembaga pendidikan menengah di Turkey)) di bawah asuhan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan,” sebut Jamaluddin.

Ditanya bagaimana cara membangun kerjasama tersebut, Jamaluddin mengatakan, kerjasama ini dibantu oleh ke dua pemateri lulusan Turki yaitu Syafi’i Efendi dan Rifaldi. Kedua pemateri hebat tersebut, kata Jamal, bisa berkomunikasi dengan Recep Tayyip Erdogan via WhatsApp seperti kita berbicara dengan teman dekat. “Mereka bukan hanya menjadi pemateri pada acara seminar yang kita laksanakan kemarin, tetapi juga bersedia membantu untuk membangun kerjasama di bidang pendidikan antara Aceh Utara dengan Sekolah Imam Hatib Lisensi Turkey. Kerjasama ini segera kita wujudkan dalam bentuk MoU,” sebut Jamal mengulangi.

Ditanya mengapa Turki dengan mudah mau bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara, Jamal mengatakan, sesuai penuturan Rifaldi, mendengar nama Aceh, mereka yang di Turki mengaku merinding. Mungkin ini terjadi karena mereka teringat sejarah heroik Aceh dengan Turki pada tempo doeloe.

Kepala Sekolah Imam Hatib Lisensi telah berkomitmen untuk membantu meningkatkan mutu tenaga pengajar dan peserta didik di Aceh Utara dengan catatan, Pemerintah Aceh Utara bersungguh-sungguh dengan keinginannya tersebut.

“Bentuk kesungguhan Pemerintah Aceh Utara telah kita siapkan lahan dan gedung di SMP Negeri 1 Lhoksukon. Sekolah ini akan menjadi model di Aceh utara seperti sekolah Imam Hatib, dan nantinya disesuaikan dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan ini bagian dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa Indonesia sebagai profil pelajar Pancasila. Mohon doa semua pihak agar kerjasama ini cepat terealisasi,” pinta Jamal.

Dalam seminar nasional itu, kata Jamal, pemateri lulusan Turki, Rifaldi di hadapan 3000-an peserta mengatakan, Turki bisa mencapai kemajuan pesat karena dibangun dengan pendidikan. Diyakini dengan membuat berbagai lompatan, maka Provinsi Aceh terutama Aceh Utara akan meraih keberhasil dengan memulai pembangunan dengan pendidikan.

Disebutkan, konsep kurikulum yang dilaksanakan oleh Turkey juga hampir sama dengan kurikulum yang sedang diterapkan di Indonesia.

“Nanti kita coba kolaborasikan antara kurikulum yang dijalankan oleh Turki dengan Kurikulum Merdeka yang ada di Indonesia saat ini. Nantinya, hasil kolaborasi itu akan kita terapkan di Kabupaten Aceh Utara dalam jangka panjang.”

Rifaldi pada kesempatan itu juga membuka informasi kepada 3000-an guru di Aceh Utara tentang bagaimana memperoleh beasiswa untuk S1 dan S2 di Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dia juga menyebutkan, beasiswa yang sama juga disediakan oleh pemerintah Aceh dalam Program Aceh Caroeng.

Jamaluddin menilai, informasi ketersediaan beasiswa di dua sumber tersebut sangat berguna bagi semua tenaga pendidik di Kabupaten Aceh Utara. Mungkin informasi tersebut belum sampai ke tingkat kabupaten/kota karena beasiswa itu ada di provinsi. Rifaldi kepada Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara berjanji akan membuka peluang dan siap memfasilitasi orang-orang yang berkeinginan mendapatkan beasiswa dalam dan luar negeri.

Salah seorang pemateri lainnya yang juga lulusan Turki, Syafi’i Efendi, berhasil membakar semangat 3000-an guru di Aceh Utara. Kehadiran Syafi’i dalam seminar tersebut telah menjadi sosok yang menginspirasi. Dan menurut dia, untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar dan anak didik di Aceh Utara harus dilakukan dengan cara mengubah kerangka berpikir (mindset) seluruh guru di semua tingkatan sekolah, terutama untuk sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) bagaimana mereka harus mau bergerak.

“Semua guru kita harus bergerak dan tergerakkan supaya tidak tinggal diam. Jika guru-guru kita diam, maka tidak akan terlaksana keinginan untuk maju seperti kemajuan pendidikan di Turki. Sehebat apapun guru kalau tidak mau bergerak dan tidak mau disiplin juga tidak ada arti apa-apa,” sebut peraih dua kali rekor muri di Indonesia di bidang pendidikan dan pernah membawa acara dengan peserta mencapai 7000-an orang.

Pemateri ke tiga, Rahmad, lulusan dari Belanda pada kesempatan itu menjelaskan konsep pendidikan di Negeri Belanda dan tentang bagaimana Belanda bisa sukses di bidang pendidikan. “Intinya konsep pendidikan di Turki dan Belanda akan kita kolaborasikan dengan konsep pendidikan yang ada di Indonesia. Mudah-mudahan kualitas tenaga pengajar dan anak didik di Aceh Utara menjadi lebih maju. Sehingga lompatan yang kita buat untuk mengejar ketertinggal bisa terwujud,’ sebut Jamaluddin.

3000-an guru yang menjadi peserta tidak ada yang pamit pulang saat mengikuti kegiatan seminar itu, dan bahkan ke 3000-an guru tersebut baru melangkah pulang ketika acara seminar selesai ditutup. Hal ini menggambarkan, para tenaga pendidik telah mampu mengubah kerangka berpikir untuk menjadi lebih baik ke depan.

“Mereka datang dengan sukarela. Jika mereka tidak mau mengikuti seminar, kita paksakan sekalipun tetap tidak mau. Dan bahkan di akhir seminar ada puluhan peserta didik yang meminta acara ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Itu tandanya ada guru baik dan guru hebat di Aceh Utara. Dalam dunia pendidikan tidak ada istilah gugi mundur. Terus maju dengan semangat luar biasa. Pola pikir peserta didik harus dirubah sejak dini,” katanya.

Yang paling membahagiakan, kata Jamal di akhir wawancara dengan Waspada, ada banyak peserta seminar diikuti oleh orang-orang dengan masa kerjanya sebulan lagi (pensiun). Melihat kondisi ini, sebutnya, dia teringat sebuah cerita tentang seorang kakek berusia 70 tahun, tetapi masih menanam kurba. Padahal, kurba merupakan tanaman keras. Jika dilihat dari usia, pasti kakek tersebut tidak akan sempat memanen kurba yang ditanamnya itu.

“Itu artinya, cerita kakek penanam kurma sama dengan peserta seminar jelang pensiun. Mereka tidak egois. Mereka terus berkarya dan mewaqafkan tenaga dan pikiran mereka untuk kemajuan pendidikan di Aceh Utara. Jelas kurma yang ditanam si kakek bukan untuk dipanen oleh dirinya tetapi untuk anak dan cucunya nanti,” ucap Jamal kagum. (b07)

FOTO: Syafi’i Efendi berhasil menghipnosis 3000-an tenaga pendidik di Kabupaten Aceh Utara dalam Seminar Bagaimana Menjadi Guru Hebat yang dilaksanakan di Gedung Seba Guna Politeknik Negeri Lhokseumawe pada tanggal 22 hingga 24 November 2022. Waspada/Maimun Asnawi

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE