BIREUEN (Waspada): Peningkatan penghasilan petani, itu membutuhkan peran penyuluh di Kecamatan. Jadi penyuluh di Bawah Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen sekarang ini sebulan sekali harus membuat laporan dan menjelaskan di depan apa yang telah dilakukan terhadap petani.
“Kepada para petani, bila ada kendala tanaman padi setelah ditanam, seperti diserang penyakit tidak tau cara penanganannya, itu bisa langsung mendatangi Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP), di kecamatan, menemui petugas agar diajar supaya penyakitnya cepat teratasi,” pinta Kepala Distanbun Bireuen, Mulyadi, Rabu, (11/9), dalam sambutannya, pada acara panen padi perdana di Gampong Blang Dalam, Kecamatan Makmur.
Panen perdana di sawah tadah hujan di gampong tersebut merupakan salah satu program dari pemerintah dan didukung dengan bantuan pompanisasi, alat mesin pertanian berupa satu hand traktor serta dua mesin pompa air yang diserahkan oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen sekitar bulan yang lalu.
“Bantuan yang diberikan pemerintah tersebut, tujuannya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan apa yang sudah dibantu itu, mudah-mudahan hasil panen padi petani di sini nantinya bisa meningkat sebagaimana yang kita harapkan. Sebelumnya petani menanam padi tidak ada ketentuannya, kadang dalam setahun sekali dengan adanya mesin ini bisa menanamnya dalam setahun dua kali dan terus berjalan,” harap Mulyadi.
Kadistanbun Bireuen menambahkan, dalam meningkatkan perluasan lahan tanah persawahan atau areal tanam, itu pemerintah melakukan strateginya seperti membantu sumur bor, mesin dan peralatan lainnya kepada petani. Kabupaten Bireuen kali ini juga mendapatkan sumur bor yang didapatkan oleh sejumlah Kecamatan Sumber Anggarannya yaitu dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Menyangkut isu yang berkembang sekarang, itu adalah fitnah dan tidak benar. Karena saya tidak menerima apapun dari kelompok, sepersen pun saya tidak pernah menerima. Kami tidak pernah merencanakan setiap bantuan yang kami serahkan harus ada fee untuk kami itu tidak ada sama sekali. Yang sangat disayangkan dengan karena itu, kawan-kawan yang ada di lapangan sudah mundur semua tidak mau lagi mendampingi para kelompok tani,” sebut Mulyadi.
Dijelaskan, padahal untuk mengksukseskan kegiatan atau bantuan yang diberikan oleh pemerintah, kelompok tani tersebut harus didampingi oleh mereka. “Ada kelompok tani meminta bantu dari kawan kawan untuk didampingi, itu dianggap salah ya sudah, lagi pula kawan-kawan sudah pada mundur dan tidak mau mendampinginya lagi,” sesal Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen, Mulyadi. (czan)