Scroll Untuk Membaca

Aceh

Kajati Aceh “Sentil” Oknum Jaksa Nakal: Jangan Jadi Beban Masyarakat

Kajati Aceh “Sentil” Oknum Jaksa Nakal: Jangan Jadi Beban Masyarakat
Keuchik Gampong Geulanggang Gampong, T, Saifunna menyematkan peci Khas Aceh, kepada Kepala Kejati Aceh, Yudi Triadi di tempat wisata Paya Santewan indah, Jumat, (4/7), sore Waspada/ Fauzan
Kecil Besar
14px

BIREUEN (Waspada) : Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Aceh, Yudi Triadi, mengingatkan seluruh jajarannya untuk menjaga integritas dan profesionalisme, serta tidak melakukan tindakan yang mencederai kepercayaan publik, termasuk meminta-minta dalam bentuk apapun kepada masyarakat.

“Aparat penegak hukum hadir di tengah masyarakat, jangan menjadi beban. Kita ini instansi vertikal, datang ke tempat orang, jangan malah membuat masalah dengan meminta-minta kepada camat atau keuchik. Bila ada Kajari yang seperti itu, laporkan ke saya,” tegas Yudi dalam kunjungan kerjanya ke objek wisata alam Paya Santewan Indah, Gampong Geulanggang Gampong (Cureh), Kecamatan Kota Juang, Jumat (4/7) sore.

Dalam kunjungan tersebut, Yudi turut mengapresiasi Kejaksaan Negeri (Kejari) Bireuen yang dinilai berhasil melakukan pembinaan di Gampong Cureh sebagai salah satu desa binaan, yang kini berkembang pesat.

“Saya sangat bangga melihat Kejari dan jajaran saya bisa berbuat seperti ini. Saya sendiri waktu masih Kajari dulu belum bisa melakukan hal seperti ini,” ungkapnya.

Yudi Triadi juga meninjau berbagai produk kreatif rumah tangga hasil warga dari 17 gampong di sejumlah kecamatan, termasuk peralatan memasak berbahan tanah liat.

Sebelumnya, Kajati Aceh juga mengunjungi Kecamatan Jangka untuk meluncurkan program Adhyaksa Peduli Stunting 2025 yang digelar di Lapangan Bola Kaki Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen.

Terkait anggapan bahwa Aceh termasuk provinsi termiskin dan tertinggal, Yudi dengan tegas menolaknya. Ia menilai persepsi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ia lihat secara langsung.

“Saya dari Kalimantan, dan ketika ada yang bilang Aceh tertinggal, saya langsung protes. Karena yang bicara itu belum pernah ke NTT atau Kalimantan.

Di sana katanya banyak batu bara, tapi rumah dan jalan di Aceh jauh lebih baik. Jalanan di Aceh ini saking mulusnya, bisa-bisa tergelincir,” ucapnya berseloroh.

Kunjungan kerja ini turut dihadiri Kepala Kejari Bireuen Munawal Hadi, Wakil Ketua I DPRK Bireuen Surya Dharma, Kepala Disporapar Bireuen Al Muttaqin, para camat, serta tokoh masyarakat setempat.(Czan)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE