Scroll Untuk Membaca

AcehEkonomi

Kakao Komoditi Penting Pengembangan Ekonomi Lestari Di Aceh Tamiang

Kakao Komoditi Penting Pengembangan Ekonomi Lestari Di Aceh Tamiang
Pj Bupati Aceh Tamiang, Drs Asra dalam pertemuan dengan delegasi PT. Mars Symbioscience Indonesia, USAID dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau,Kamis (2/5) di ruang rapat bupati setempat.(Waspada/Yusri).
Kecil Besar
14px

ACEH TAMIANG (Waspada): Kakao menjadi komoditi penting dalam pengembangan ekonomi lestari di Aceh Tamiang. Karena itu pemerintah daerah berkomitmen mengembangkan kembali kakao yang lama tertidur.

“Mewujudkan ini semua tentunya dengan dukungan pola dan model yang sesuai serta berkelanjutan,” tegas Pj Bupati Aceh Tamiang, Drs Asra saat menerima delegasi PT. Mars Symbioscience Indonesia, USAID dan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH) pada Kamis (2/5) di ruang rapat bupati setempat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kakao Komoditi Penting Pengembangan Ekonomi Lestari Di Aceh Tamiang

IKLAN

Pj Bupati Asra dalam forum pertemuan tersebut mengatakan, selaku kepala daerah senantiasa menginginkan kemajuan bagi sektor pertanian sebagai salah satu ekonomi kerakyatan. “Karenanya, para multipihak telah menyusun suatu konsep pembangunan ekonomi pertanian yang mengedepankan multikultur, bukan hanya tertumpu pada satu komoditi tertentu saja,” ujarnya.

Dijelaskannya, multikultur menjamin ekonomi petani kita tetap terjaga, selama ini kelapa sawit memang menjadi penopang ekonomi mayoritas petani karena harga jualnya masih bagus. “Sebelumnya, petani kita sempat tenggelam karena hanya mengandalkan kelapa sawit sebagai sumber utama,inilah yang menjadi dasar kami ingin mengembangkan kembali kakao di sini,” terangnya.

Berbicara tentang kakao, Pj Bupati Asra kemudian mengungkapkan, dirinya pernah membudidayakan tanaman yang bernama latin theobroma cacao tersebut. Saat itu, harga yang rendah serta hama dan penyakit menjadikan dirinya mengonversi tanaman budidaya kebunnya, dari kakao menjadi kelapa sawit.

“Hari ini harga kakao bagus sekali, bahkan sempat mencapai Rp170 ribu per kg, saya kira ini menjadi pemantik semangat bagi petani untuk membudidayakannya kembali,” tuturnya lagi.

Lebih lanjut ditegaskannya, komitmen Pemkab Aceh Tamiang kepada delegasi yang berkunjung yaitu pemerintah daerah bersama lembaga multi pihak baru saja mendirikan Pusat Pelatihan Komoditas Lestari yang turut menjadi milestone reborn bagi pengembangan kakao di Bumi Muda Sedia.

Para pihak delegasi dan pemerintah daerah berdiskusi secara serius tentang rencana, strategi, dan model pengembangan kakao yang sesuai dan berkelanjutan di Aceh Tamiang.

Dalam pada itu, pihak delegasi meminta pemda secara serius mempersiapkan komunitas atau kelompok tani yang siap menjadi model pengembangan kakao dengan adopsi teknologi terkini.

Drs Asra juga menanggapi, pihaknya bersama PUPL akan mempersiapkan lokasi dan komunitas petani yang siap mengadopsi teknologi budidaya tepat guna tersebut.(b15)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE