Scroll Untuk Membaca

AcehFeatures

Kanji Rumbi MIC, Ikon Kuliner Ramadan Di Lhokseumawe

Kanji Rumbi MIC, Ikon Kuliner Ramadan Di Lhokseumawe
Wali Kota Lhokseumawe Dr.Drs.Imran MSi MACd sedang membagikan Kanji Rumbi Masjid Agung Islamic Center Lhokseumawe. Waspada/Zainal Abidin
Kecil Besar
14px

JELANG buka puasa, warga antre di halaman Masjid Agung Islamik Senter Lhokseumawe. Meraka menunggu pembagian kanji rumbi (kuliner khas Aceh). Meskipun kanji rumbi juga banyak dijual di pasar, namun warga rela mengantre, karena kanji rumbi Masjid Agung memiliki cita rasa khas.

Pada hari ke-7 Ramadan 1444 H, kembali dibuka dapur kanji rumbi di Masjid Islamic Center (MIC) Lhokseumawe. Kegiatan ini sudah mulai sejak tahun 2010. Sampai sekarang, terus berlanjut setiap bulan puasa. Kanji Rumbi MIC, selain menjadi menu berbuka bagi jamaah di Masjid Agung, juga dibagikan gratis kepada warga.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kanji Rumbi MIC, Ikon Kuliner Ramadan Di Lhokseumawe

IKLAN

Pembagian kanji dilakukan pada oukul 17.00. Setelah Salat Ashar, warga mulai mengantre. Hari pertama pembagian kanji, dibuka Wali Kota Lhokseumawe Dr.Drs.Imran MSi MACd. Melihat banyaknya warga yang menunggu Kanji MIC, Wali Kota mengusulkan kegiatan ini dijadikan sebagai Ikon Kuliner di Lhokseumawe.

Kanji rumbi sendiri adalah bubur nasi yang dimasak dengan santan dan berbagai jenis rempah. Rasanya gurih dan cukup mengenyangkan, bahkan tanpa tambahan lauk.

Muslem, Ketua Panitia Kanji Rumbi MIC mengatakan, dana pembuatan kanji rumbi berasal dari sumbangan instansi- instansi pemerintah, perbankan, perusahaan, dan para dermawan di Kota Lhokseumawe.

Pada tahun sebelumnya, panitian menghabiskan sampai lima dandang kanji rumbi untuk dibagikan kepada warga. Namun pada hari pertama tahun ini, panitian hanya mampu menyediakan dua dandang. Sehingga diharapkan ke depan dapat ditingkatkan.

Kuliner Khas Kesultanan Aceh

Sejumlah pemerhati sejarah Aceh, dalam berbagai tulisan menyebutkan, makanan bubur kanji rumbi, sudah dikenal sejak masa kesultanan Aceh. Yaitu, Kuliner yang berasal dari Malabar, sebuah distrik di India.

Pada abad ke-16, masa kejayaan Kesultanan Aceh, banyak sekutu yang membantu peperangan mengusir Portugis dari Selat Malaka. Salah satu sekutu Aceh adalah Malabar. Banyak pemuda Malabar yang masuk ke Aceh dan bermukim, umumnya bekerja menjadi tentara dan pembuat kapal perang.

Pemuda Malabar juga membawa budaya kulinernya, kanji rumbi yang menjadi menu mereka sehari-hari. Saat bulan Ramadan, mereka membagi menu itu kepada masyarakat secara umum dan kemudian dikenal luas kanji rumbi sampai sekarang. Sehingga dalam catatan sejarah, tradisi membagi Kanji pada bulan puasa sudah berlangsung dari dulu di Aceh.

(Zainal Abidin)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE