Kapal Pengangkut Etnis Rohingya Kabur

  • Bagikan
ID CARD UNHCH: Salah seorang etnis Rohingya memperlihatkan kartu UNHCR saat berada di tempat penampungan sementara di Komplek Masjid Raudhatul Jannah Matang Peulawi, Peureulak, Aceh Timur, Senin (27/3). Waspada/Muhammad Ishak
ID CARD UNHCH: Salah seorang etnis Rohingya memperlihatkan kartu UNHCR saat berada di tempat penampungan sementara di Komplek Masjid Raudhatul Jannah Matang Peulawi, Peureulak, Aceh Timur, Senin (27/3). Waspada/Muhammad Ishak

IDI (Waspada): Satu unit kapal yang ditumpangi 184 etnis Rohingya, dikabarkan langsung kabur setelah memaksa turun warga Myanmar itu di Kuala Matang Peulawi, Peureulak, Aceh Timur, Senin (27/3) sekira pukul 03:45.

“Setelah menurunkan kami, lalu kapal pergi,” kata Ali, salah seorang etnis Rohingya dalam bahasa Melayu, saat berada di Komplek Masjid Raudhatul Jannah Matang Peulawi, Peureulak, Aceh Timur.

Informasi lain yang diperoleh di lokasi menyebutkan, tekong kapal sengaja menyuruh seluruh etnis Rohingya, turun dari kapal dengan dalih telah sampai di negara tujuan (Malaysia—red). “Etnis Rohingya ini pengungsi dunia dan rata-rata mereka lari ke negara Malaysia. Kali ini tekong mendaratkan mereka di Aceh (Indonesia—red),” ujar Barbawi, tokoh pemuda Peureulak.

Kapal Pengangkut Etnis Rohingya Kabur
ISTIRAHAT: Etnis Rohingya beristirahat di lokasi penampungan sementara di Komplek Masjid Raudhatul Jannah Matang Peulawi, Peureulak, Aceh Timur, Senin (27/3). Waspada/Muhammad Ishak

Setelah etnis Rohingya tersebut dibawa dan diamankan di Komplek Masjid Raudhatul Jannah, aparat desa setempat bersama warga memutuskan untuk memberinya makan dan minum, seperti roti dan air mineral.

“Mereka kelaparan, sehingga kami memutuskan untuk memasak nasi, lauk dan telur,” kata Keuchik Gampong Matang Peulawi, Safwadi, seraya menyebutkan, 184 etnis Rohingya tersebut rinciannya 94 pria, 70 wanita dan 20 anak-anak, termasuk balita.

Dia mengaku telah melaporkannya ke pihak kecamatan untuk diteruskan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur. “Sebagai bentuk kepedulian, kami pihak desa hanya mampu member mereka sarapan, karena semua kelaparan. Selanjutnya kami serahkan ke pihak kecamatan,” ujar Safwadi. (b11).

Berita terkait:

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *