BANDA ACEH (Waspada.id): Pasca pengusiran paksa yang dilakukan oleh petugas kepolisian terhadap peserta aksi demo di gedung DPRA, tiga orang diamankan pihak kepolisian, Senin (01/09/2025).
Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Joko Heri Purwono mengatakan bahwa awalnya aksi berjalan lancar hingga Maghrib, bahkan peserta aksi juga sempat ditemui oleh jajaran pimpinan DPRA untuk penandatanganan tuntutan.
Ia juga menambahkan bahwa seharusnya unjuk rasa berakhir pukul 18.00 WIB dan telah dilakukan negosiasi secara persuasif, namun mereka tetap bertahan.
“Kami sarankan para peserta aksi untuk pulang, karena jalan ini mau dibuka, tapi mereka memaksa untuk di tengah jalan, maka kami bubarkan secara paksa,” tegasnya.
Kapolresta Banda Aceh kepada waspada.id juga menyampaikan bahwa peserta aksi mulai berlarian setelah ada pembubaran paksa, ada lemparan baru, hingga botol minuman.
“Ya setelah kita bubarkan paksa, mereka mulai melempar batu, botol minuman, saya juga kena. Tujuan ngejar itu supaya mereka bubar, tidak berkerumun menutup jalan. Jalan ini milik masyarakat umum tidak boleh diduduki seseorang,” imbuhnya.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada letusan yang disengaja dari aparat, lantaran kepolisian tidak membawa senjata. Namun ia meyakini, apakah kembang api atau yang lainnya pihaknya tidak tahu.
Selain itu, Kombes Pol Joko Heri Purwono juga menyampaikan bahwa ada tiga orang peserta aksi yang diamankan, bukan ditangkap.
Menurutnya, ketiga orang tersebut diamankan untuk diobati karena terluka saat jatuh. Setelah diobati, ketiganya akan dipulangkan.
Provokasi via SMS Berantai

Saat jalannya aksi, beberapa ponsel warga juga mendapatkan SMS berantai berisikan provokasi yang mengatasnamakan masyarakat.
Menurut salah satu peserta demo yang tidak mau disebut namanya mengatakan bahwa ia menerima SMS berantai yang berisikan untuk bertahan dan menginap di areal gedung DPRA.
SMS pertama masuk pada pukul 15.31 berisikan “kawan2, aksi kita hari ini adlh aksi damai, liat kiri kanan jgn sampai ada penyusup yg bakal bikin rusuh”.
Pukul 19.04
“hati2 penyusup, berharap mahasiswa bertahan dan nginap, supaya mereka bisa menjarah gedung DPRA nanti malam”
Pukul 19.06 WIB
“hati2 penyusup, berharap mahasiswa bertahan dan nginap, supaya mereka bisa menjarah gedung DPRA nanti malam”.
SMS berantai tersebut tidak hanya masuk pada peserta demo, namun juga diterima pada ponsel para petugas yang berjaga di lapangan.(id98)