SIGLI (Waspada): Kawanan gajah liar berjumlah 42 ekor masuk ke permukiman, sekaligus merusak tanaman padi warga Kecamatan Sakti dan Mila, Kabupaten Pidie, Minggu (5/9).
“Korban jiwa belum ada, namun lahan pertanian tanaman padi dan kebun milik warga dirusak. Kalau jumlah luas kami belum mendata secara rinci, tetapi berdasarkan pantauan kami, kerusakan sawah mulai dari Gampong (desa) Barieh sampai ke Gampong Riweuk,” lapor Camat Sakti Nurmasyitah, S.Ag, Minggu (5/9) malam.
Dia menyebutkan, kawanan gajah liar itu adalah kawanan gajah liar yang biasa datang ke kawasan perkampungan Riweuk dan Barieh, Kecamatan Sakti. “Ini kawanan gajah liar yang biasa datang. Kawanan gajah liar ini biasa berjalan jauh sampai ke Geumpang, Keumala, Padang Tiji dan Tiro. Jumlahnya sebanyak 42 ekor,” cerita Nurmasyitah.

Hadirnya 42 ekor hajah liar ke perkampungan warga Sakti tersebut membuat warga menjadi takut dan was-was melakukan aktivitas di persawahan dan di kebun-kebun. Diketahui sudah empat hari terakhir ini kawanan gajah liar itu kembali mendekati pemukiman warga Barieh dan Riweuk, Kecamatan Sakti.
Camat Sakti, Nurmasyitah juga menyampaikan, kawanan geng gajah liar itu terus ingin masuk ke pemukiman warga hingga merusak tanaman padi yang sudah berusia 60 hari. Begitupun dengan tanaman pinang, coklat, cabai dan tanaman produktif lainnya, dirusak oleh geng gajah liar itu.
Masyarakat bersama petugas Conservation Response Unit (CRU) setempat hanya bisa melakukan pengusiran dengan mercon seraya terus mengikuti arah kawanan gajah liar itu berjalan. Dalam kesempatan itu, Nurmasyitah, mendorong Pemerintah Provinsi Aceh dan BKSDA Aceh untuk segera melakukan pemasangan power fencing (pagar kawat listrik) berdaya listrik rendah, serta membangun parit (barrier) sebagai solusi untuk mengantisipasi konflik manusia dengan gajah. Dengan begitu, imbuhnya, gajah liar tidak bisa masuk ke permukiman atau perkebunan penduduk.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Pidie Hasballah, SP, MM, benarkan adanya informasi gangguan gajah di kawasan Sakti dan Mila. Menurut dia, kawasan Sakti dan Mila, diakuinya sering dikunjungi satwa liar yang keluar dari kawasan hutan, salah satu penyebabnya adalah terdapat jalur lintas satwa gajah liar yang berdekatan dengan area perkebunan serta lahan pertanian tanaman padi.
“Itu memang jalur lintasan gajah, satwa ini berpindah-pindah. Dia tidak menetap di sana. Saat jalan bersama kawanan pasti dia singgah di mana pun terdapat makanan, setelah itu dia jalan lagi,” katanya. Sejauh ini, kata Hasbalah, pihaknya belum bisa berbuat apa-apa selain dengan cara menghalau menggunakan mercon. (b06).
TEKS PHOTO: Kawanan gajah liar sedang berjalan di sawah-sawah warga Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Minggu (5/9) Waspada/Muhammad Riza