SIGLI (Waspada): Kawanan ternak sapi di Kabupaten Pidie bebas berkeliaran di jalan dan merumput di areal taman jalan dalam Kota Sigli. Seperti terlihat di Jalan Iskandar Muda depan kantor Telkom setempat.
Ibrahim, 32 warga Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Minggu (20/2) menuturkan. Jalan Iskandar Kota Sigli, Kabupaten Pidie adalah jalan protokol dua jalur. Jalan ini tentunya sangat padat dengan kendaraan yang berlalulalang.
Namun jalan di dalam kota, yang seharusnya terlihat indah dan bebas dari gerombolan hewan ternak, justru dipenuhi dengan kawanan hewan ternak.
Kondisi ini tentunya sangat mengganggu, terutama masyarakat pengendara kendaraan seperti mobil dan sepeda motor. Banyaknya gerombolan hewan ternak yang bebas berjalan dan merumput di dalam tanaman jalan kota, tentunya sangat mengganggu ketertiban umum dan rawan kecelakaan.
Masyarakat pengendara yang sedang melajukan kendaraannya di jalan prokol tersebut, jika tidak hati-hati setiap waktu bisa mengalami kecelakaan bertubrukan dengan kawanan hewan ternak terbut. Menurut Ibrahim, Pemkab Pidie harus sadar, bersikap adil dan tegas.
Bahwa warganya itu bukan saja pemilik hewan ternak, sehingga memberi kebebasan untuk peternak memelihara ternaknya hingga bebas di jalan dan memakan rumput serta bunga yang ditanam dengan khusus menggunakan APBK Pidie setiap tahun untuk dilumat atau dimakan oleh hewan-hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Sikap tersebut tentunya sangat membantu peternak, namun pada sisi lain merugikan masyarakat yang bukan pemilik ternak, lebih dari itu warga yang bukan pemilik ternak justruk terancam nyawanya jika insiden kecelakaan dengan hewan ternak itu terjadi.
Karena itu, Ibrahim sangat berharap Pemkab Pidie dapat bersikap tegas, dan adil dan terukur menertibkan kawanan hewan ternak yang bebas tersebut.
Anggota Banggar DPRK Pidie Anwar Sastra Putra, SH, menuturkan pihaknya sudah berkali-kali mengingatkan Pemkab Pidie, terutama beberapa instansi terkait. Seperti Satpol PP/WH, PUPR, Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan dinas terkait lainnya agar dapat bersinergi menertibkan kawanan hewan ternak di jalan.
Keberadaan hewan ternak yang bebas merumput memakan bunga hias dan rumput dalam areal taman jalan, kata Anwar Sastra Putra yang biasa dipanggil Bulek, ini sangat merugikan daerah. Hal ini karena setiap tahun dana yang dianggarkan untuk perawatan taman jalan dan sebagainya, itu jumlahnya sangat besar.
Belum lagi sebut dia, kerugian yang dialami oleh masyarakat umum. Gerombolan hewan ternak tersebut acap menimbulkan kerawanan kecelakaan, dan bahkan tidak sedikit warga yang harus merenggang nyawa setelah kendaraan yang ditumpanginya menubruk kawanan hewan ternak yang bebas di jalan.
Karena itu dengan nada tegas politisi Partai Aceh (PA), itu meminta Pemkab Pidie dengan segala bentuk perangkat instansi-nya bersinergi menertibkan hewan-hewan ternak itu.
Selain bersikap tegas, Ketua Komisi I DPRK Pidie, itu juga meminta dinas terkait untuk menyampaikan imbauan kepada masyarakat pemilik ternak untuk mengkandang hewan ternaknya sehingga tidak berkeliaran masuk ke dalam kawasan perkotaan.
Terlebih lagi sebut dia, Kabupaten Pidie tidak akan lama lagi akan menjadi tuan rumah Pekan Olah Raga Aceh (PORA) yang dipusatkan di Kota Sigli. “Jangan sampai nanti kita malu, banyak tamu yang datang ke Sigli. Mereka melihat, Kota Sigli ini apa Kandang Sapi terbesar di Indonesia,” katanya.
Banyak kawanan hewan ternak juga berdampak buruk pada kebersihan, karena kotoran hewan ternak tersebut dapat berceceran dimana-mana.
“Saya sendiri waktu sholat Subuh menginjak kotoran sapi di jalan. Padahal waktu itu saya sedang mengejar agar bisa melakukan sholat Subuh berjamaah, eh harus balik ke rumah ambil kain sarung lain yang bersih dan suci agar bisa melaksanakan sholat,” katanya.
Karena itu mulai sekarang dia meminta kepada Pemkab Pidie melalui dinas -dinas terkait untuk bersinergi menertibkan hewan ternak, agar tamu-tamu yang datang ke kota Sigli tidak melihat kotoran hewan ternak itu dimana-mana, terlebih jangan sampai juga tamu yang datang ke Sigli menginjak kotoran zapi seperti pengalamannya sendiri.(b06)












