Scroll Untuk Membaca

AcehEkonomi

Kementan RI Dorong Peningkatan Ekspor Hewan Unggulan Di Agara

Kecil Besar
14px

KUTACANE (Waspada): Kementerian Pertanian melalui Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh menyelenggarakan Bimbingan teknis (Bimtek) akselerasi ekspor hewan unggulan di Desa Titi Meranggun Kemukiman Kembang Ketan Kecamatan Darul Hasanah Kabupaten Aceh Tenggara, Rabu (8/11).

Bimtek yang diikuti peserta yakni perwakilan petani baik kaum bapak dan kaum ibu turut hadir diantaranya, Ketua Komisi B DPRK Agara, Kasri Selian, Kepala Stasiun Karantina Pertanian kelas I Banda Aceh, drh. Ibrahim, kepala Dinas Pertanian Agara mewakili, Kapolsek Kecamatan Darul Hasanah, Ipda Zulfikri, para kepala desa serta tamu undangan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kementan RI Dorong Peningkatan Ekspor Hewan Unggulan Di Agara

IKLAN

Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh, drh Ibrahim mengatakan, kegiatan bimtek peningkatan ekspor hewan ini berkerja sama dengan Komisi IV DPR RI, HM Salim Fakhry, SE, MM, putra daerah yang begitu peduli dengan masyarakat petani di Aceh Tenggara.

“Semoga kembali terpilih di kursi DPR RI,” katanya sembari menjelaskan bahwa bimtek bertujuan untuk membekali atau memberikan informasi kepada para petani agar menyiapkan produk unggulan hewan daerah yang mampu memenuhi persyaratan-persyaratan baik untuk domestik atau peluang pasar ekspor.

“Harapannya, petani akhirnya mampu menyiapkan produk unggulan yang berkualitas, produktivitas dan kontinyu terkait pengembangan produk pertanian hewan yang ada begitu juga halnya dengan penyakit hewan yang masuk dari luar negeri, ini harus kita bentengi,” terang Ibrahim.

Kementan RI Dorong Peningkatan Ekspor Hewan Unggulan Di Agara
Kementerian Pertanian melalui Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh menyelenggarakan Bimbingan teknis (Bimtek) akselerasi ekspor hewan.Waspada/Seh Muhammad Amin

Acara bimtek dibuka Anggota DPR RI Salim Fakhry yang juga Ketua DPD II, Partai Golkar Agara yang berharap agar peserta nanti mengikuti dengan serius kegiatan bimtek ini agar ilmu yang didapatkan bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan seluruh petani, ujarnya.

Selain itu, Salim. Fakhry mengatakan, sangat miris akibat terjadinya kelangkaan dan mahalnya pupuk di Aceh Tenggara, merupakan persoalan lama yang telah berlangsung 11 bulan lebih dan tak kunjung selesai, bahkan membuat petani di Aceh Tenggara meradang dan mengurut dada melihat kurang pedulinya Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) terhadap harga pupuk bersubsidi yang diduga sarat permainan.

“Sampai saat ini, petani masih sulit mendapatkan pupuk bersubsidi kendati sangat diperlukan karena telah masuknya musim tanam jagung dan tanaman pertanian lainnya, itu semua karena tak tegasnya pihak KP3 terhadap beberapa distributor dan kios pengecer nakal yang mencoba bermain memanfaatkan situasi demi meraup keuntungan pribadi,” ujar Fakhry, anggota dewan yang terkenal vokal dan kritis dan peduli untuk petani.

Berdasarkan informasi yang diterima dari petani pada setiap pertamuan di Agara, selain mahal dan langka, agar bisa mendapatkan pupuk bersubsidi, petani diperberat lagi dengan kewajiban harus membeli pupuk gandeng, ditambah harga pupuk yang masih mahal berkisar antara Rp150 ribu – Rp220 ribu. “Ini jelas sangat memberatkan petani,” sebutnya.

Karena itu, agar petani tidak lebih menderita lagi akibat sulitnya mendapat pupuk dan masih mahalnya harga pupuk bersubsidi, pihak Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida hendaknya lebih tegas dan lebih berani lagi bertindak dan jangan seperti saat ini, hanya diam dan sama sekali tak mempunyai gebrakan menyikapi mahal dan langkanya pupuk bersubsidi yang telah menjadi keluhan panjang petani di Aceh Tenggara tegas Salim Fakhry.

Dalam hal ini, Pj Bupati Aceh Tenggara harus mengambil langkah langkah konkrik didukung semua stake holder yang ada. “Kita harus peduli keluh kesah petani kita, kita akui pihak Kepolisian dan Kejaksaan sudah berbuat dan memperoses yang diduga terlibat dalam permainan pupuk, namun benang merahnya hingga saat ini masih belum juga terungkap, contohnya pupuk masih langka dan mahal,” ungkap Salim Fakhry menambahkan. (cseh)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE