“Pak wartawan, apakah benar Waduk Keureuto akan jebol ?”
BELUM hilang rasa trauma yang merasuk ke dalam jiwa disebabkan derasnya aliran banjir bandang setinggi dada orang dewasa mengepung 27 kecamatan di Aceh Utara. Kini muncul kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, disampaikan oleh seorang pria paruh baya melalui media sosial yang mengabarkan informasi tentang akan jebolnya Waduk Keureuto yang berada di Gampong Blang Pante, Kecamatan Paya Bakong.
Video pria paruh baya ini beredar luas dan berhasil merusak rasa aman yang baru saja diperoleh oleh 600 ribu jiwa masyarakat Aceh Utara, pasca dilanda banjir bandang yang telah berhasil meluluhlantakkan seluruh Negeri Serambi Mekah. Pria itu dalam videonya menyampai tentang kondisi Waduk Keureuto yang mengkhawatirkan.

Dengan menggunakan Bahasa Aceh, dalam videonya, orang itu bilang, bendung tersebut memiliki ketinggian mencapai 107 meter. Pada saat Aceh sedang dilanda banjir beberapa waktu lalu, bendung tersebut sempat terisi mencapai 105 meter. Pada saat itu, sebut dia, ketika air akan melimpah, air dari dalam waduk dilepaskan pelan – pelan, supaya tidak banjir; supaya tidak terjadi yang tidak diinginkan, tapi akhirnya terjadi juga, kata pria itu tanpa menyebutkan siapa yang melepaskan air dari waduk tersebut.
Yang ingin dia sampaikan dalam video itu, kata pria paruh baya tersebut, ada informasi yang diterimanya dari Keuchiek Gampong Blang Pante, keadaan Waduk Keureutoe harus segera dinormalisasi dengan cara pengerukan dan membuat anak sungai yang dapat mengalirkan air ke sungai Krueng Pirak dan Krueng Pase.
Mengapa harus demikian, kata pria tersebut dan sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Keuchiek Blang Pante, waduk itu telah turun satu meter, dan sekarang kata pria itu lagi, di lokasi waduk yang telah turun satu meter itu telah diisi dengan tumpukan tanah yang cukup tinggi. Lalu dia melanjutkan cerita dalam videonya, jika itu terjadi (mungkin maksudnya jebol), Kecamatan Paya Bakong, Pirak Timu, Matang Kuli, Nibong, dan mungkin di Kecamatan Lhoksukon tidak ada rumah yang tersisa.
Jika terjadi longsor ataupun pecahnya waduk ini seperti yang terjadi di Pulau Jawa, kata dia dalam videonya itu, bukan ribuan orang yang mati di lima kecamatan itu dalam hitungan detik, karena lokasi waduk dengan Kecamatan Paya Bakong dan Matang Kuli terpaut hanya 13 km. Dalam hitungan detik, kata dia lagi, rumah – rumah warga tenggelam karena ketinggian waduk 107 meter.
“Ini berita dari Keuchiek Blang Pante. Jangan Anda remehkan video ini. Video ini bukan untuk menakut – nakuti. Kita harus ada warning sistem, artinya kita harus lebih dulu waspada mungkin kita selamat. Kalau sempat waduk ini jebol, maka setengah Aceh Utara habis tenggelam dalam hitungan detik. Oleh karena itu, tolong semua memikirkan masalah ini, pak keuchiek, pak camat, bupati, dewan – dewan semuanya. Informasi ini harus sampai pada gubernur, DPR RI hingga sampai pada presiden. Kepada bapak T A Khalid, anggota DPR RI dari Gerindra, mohon perhatiannya kepada kami, apa yang sudah saya sampaikan tadi tentang Waduk Keureuto. Dan kepada Tengku H Ibrahim dari Demokrat, mohon perhatiannya. Segera gelar rapat di Jakarta, minta pada presiden untuk tinjauan ulang. Jangan sampai terjadi tsunami ke tiga. Begitu juga kami minta perhatian kepada Nasir Jamil dari PKS dan Irmawan dari PKB. Coba dibantu. Koordinir ini semua,” kata pria paruh baya berbaju merah maron dan berkacamata itu dengan menngunakan Bahasa Aceh, dalam videonya dengan durasi 09:36 detik.

Pak Wartawan Apakah Benar Waduk Keureto Akan Jebol
Saat Waspada.id melaksanakan rutinistas peliputan dampak bencana banjir bandang di Aceh Utara, beberapa orang yang kebetulan bertemu bertanya kepada wartawan Waspada.id. “Pak wartawan, apakah benar Waduk Keureuto akan jebol. Kami dapat informasi lewat video seseorang di media sosial dan kami juga melihat foto terjadi longsoran di tebing waduk. Mungkin pak wartawan tahu kebenaran informasi ini,” tanya beberapa warga yang kebetulan bertemu dengan Waspada.id di lapangan, Minggu (14/12) siang.
Lalu kepada warga tersebut, Waspada.id memberitahukan bahwa informasi tersebut telah diterima Waspada.id dan sudah melihat foto – foto terjadi longsor di jalan menuju waduk tersebut. Dan bahkan, Waspada.id memberitahukan juga telah melihat video pria paruh baya dan berkacamata menyampaikan informasi kondisi waduk tersebut.
“Saya juga sudah melihat foto – foto dan video pria itu yang masuk ke WhatsApp saya, tapi saya belum tahu kebenarannya akan informasi tersebut. Sebentar pak ya, saya konfirmasi dulu kepada Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I,” kata wartawan Waspada.id kepada warga tersebut.
Lalu, beberapa warga tersebut berujar kepada Waspada.id, jika memang informasi itu benar, maka sebaiknya langsung pulang ke rumah masing – masing, jika terjadi sesuatu, sudah bersama keluarga di rumah.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Asyari, ST.,MM.,MT: Kondisi Bendung Keureuto Aman Dan Video Ancaman Jebol Itu Hoax
Untuk mengetahui kondisi kekinian Waduk Keureuto pascabanjir melanda Provinsi Aceh, Waspada.id, Minggu (14/12) pukul 17:22 melakukan konfirmasi berita kepada Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I, Asyari melalui WhatsApp.
Melalui WhastApp, Asyari melaporkan, kondisi Waduk Keureuto dalam kondisi aman. Asyari tidak membantah, pada saat dilanda banjir beberapa hari lalu, air waduk sempat naik siginifikan, namun masih terkendali dan tidak membahayakan. Informasi yang beredar di video itu hoax alias tidak benar.
Dan inilah informasi utuh yang disampaikan Asyari melalui WhatsApp yang diterima Waspada.id.
“Assalamulaikum…Bang izin melaporkan terkait apa yang disampaikan di video tersebut, itu tidak benar sama sekali. Memang benar air waduk sempat naik siginifikan saat terjadi banjir namun masih terkendali dan tidak membahayakan. Kalau membahayakan, kami duluan yang akan segera melaporkan. Dan, kami juga sudah minta tim dari Balai Teknik Bendungan untuk melihat kondisi bendungan tersebut, dampak setelah terjadinya banjir. Tanggul tanah yang disampaikan di video tersebut ditimbun dengan goni pasir tidak ada hubungannya dengan bendungan, tanggul tersebut untuk menghindari longsor di jalan, di sekitar bendungan. Terima kasih,” kata Asyari dalam WhatsApp yang diterima Waspada.id, Minggu (14/12) sore. (Maimun Asnawi, S.HI.,M.Kom.I/WASPADA.id)











