Cuaca cerah menyinari halaman Kantor Wali Kota Lhokseumawe pada Selasa (9/12), namun suasana penuh kesibukan.
Ratusan relawan gabungan yang dikordinir Direktur Umum PTPL Habibie berbaris di depan armada truck, mobil dapur, ambulans Rumah Sakit Arun, dan truk reo TNI—semua dipenuhi barang bantuan logistik dan obat-obatan.
Sebelum pelepasan, Wali Kota Lhokseumawe Sayuti A. Bakar membacakan firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 2, yang memerintahkan tolong-menolong dalam kebajikan. “Kota Lhokseumawe juga dilanda banjir, tapi berkat kerja sama, penanganannya terkendali. Sekarang saatnya kita menolong saudara di Aceh Utara—karena Lhokseumawe lahir dari Aceh Utara,” tegasnya.
Ia menambahkan, membantu sesama terutama umat muslim yang musibah adalah kewajiban agama. Pemko Lhokseumawe telah mengirim bantuan sejak tiga hari lalu, termasuk mobil dapur umum yang mulai beroperasi di Keude Gedong, Kec. Samudera, sejak Minggu (7/12) untuk memberi makan korban. Hari ini, tim akan menuju pedalaman Kec. Sawang.
Sebelumnya, pada Rabu (3/12), Bupati Aceh Utara Muhammad Ismail A. Jalil (Ayahwa) sempat menumpahkan airmata karena tak sanggup memenuhi kebutuhan rakyatnya yang terkena banjir parah. Kini, solidaritas dari Lhokseumawe berhasil menyeka airmata kesedihan tersebut.
Pemko Lhokseumawe telah menetapkan status siaga darurat bencana sejak 24 November 2025 hingga 15 Januari 2026 melalui Surat Keputusan No. 100.3.3.3-517 Tahun 2025.
Dengan berakhirnya masa tanggap darurat selama 14 hari, wali kota akan mengadakan rapat untuk memutuskan apakah status tersebut akan diperpanjang.
“Semoga tim kemanusiaan menjalankan tugas dengan baik dan penuh ikhlas,” pinta Sayuti.
Zainuddin Abdullah












