ACEH BESAR (Waspada.id): Dalam dunia modern yang penuh hiruk-pikuk dan kompetisi, manusia sering mencari kebahagiaan pada materi dan prestasi. Padahal rahasia sejati ketenangan justru terletak pada takwa, kesadaran untuk selalu menghadirkan Allah dalam setiap langkah hidup. Karena itu, pesan takwa yang terus dikumandangkan bukanlah tradisi yang basi, melainkan kunci abadi bagi keseimbangan hidup manusia sepanjang zaman.
Pengurus Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Ustadz Ahmad Qushairi menyampaikan hal itu dalam khutbah Jumat di Masjid Jamik Buengcala Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, Jumat (17/10), bertepatan dengan 25 Rabiul Akhir 1447 H.
Ustazd Ahmad Qushairi mengatakan, kebahagiaan bukan pada harta, jabatan, atau popularitas, melainkan pada hati yang dekat dengan Allah. Banyak orang yang tidak memiliki harta, tetapi bahagia karena takwa.
“Sebaliknya, ada yang hidup penuh kemewahan tetapi tidak bahagia. Ada juga yang hidup kaya dan bahagia karena bertakwa. Kunci kebahagiaan Allah janjikan terdapat dalam kualitas ketakwaan seorang hamba,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, cara menjadi orang yang benar-benar bertakwa. Setidaknya ada dua jalan utama, pertama, menjaga hablum minallah, yaitu dengan menjaga hubungan spiritual dengan Allah melalui salat, puasa zikir, doa, yang semua ibadah itu dilakukan dengan ikhlas.
Yang kedua, juga merawat hablum minannas, memmupuk hubungan sosial dengan sesama melalui kejujuran, kasih sayang, kepedulian, dan tidak menyakiti sesama.
Pada bagian lain, Ustazd Ahmad Qushairi menguraikan, pesan takwa adalah kalimat yang tidak pernah absen dari mimbar Jumat. Setiap hari jumat, khatib selalu mengucapkannya dalam khutbah, bukan sekadar formalitas, tetapi sebagai rukun khutbah yang tak terpisahkan.
“Ini menjadi penanda betapa pentingnya nilai takwa dalam kehidupan manusia, sekaligus menunjukkan bahwa ajaran ini tidak pernah usang, meskipun zaman berubah dan dunia terus berlari menuju modernitas. Takwa tetap menjadi inti kehidupan, sumber kekuatan batin, dan kunci keberkahan,” ungkapnya.
Ustazd Ahmad Qushairi mengatakan, dalam Al-Qur’an, kata taqwa dan berbagai turunannya disebutkan lebih dari 240 kali. Frekuensi yang tinggi ini menunjukkan betapa sentralnya konsep takwa dalam Islam. Allah yang menciptakan manusia tentu paling mengetahui apa yang dibutuhkan hamba-Nya. Karena itu, Allah menjelaskan bahwa takwa adalah jalan menuju kebaikan dan keselamatan dalam hidup.
Ia menjelaskan, beberapa takwa yang Allah sampaikan dalam Al-Quran, pertama, takwa menjadi sebab datangnya jalan keluar dari setiap permasalahan. Allah berfirman: Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar (QS. Ath-Thalaq: 2).
Menariknya, kata “makhraja” disebut dalam bentuk nakirah (tanpa alif-lam), yang bermakna umum: Allah akan memberikan berbagai jenis solusi, untuk berbagai jenis masalah. “Bukan berarti orang bertakwa tidak memiliki ujian, tetapi setiap masalah akan dimudahkan jalannya oleh Allah,” tegasnya.
Kedua, takwa menjadi sebab datangnya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
(QS. Ath-Thalaq: 3). “Orang bertakwa tidak hanya bekerja keras, tetapi hatinya bergantung kepada Allah, sehingga Allah melapangkan pintu-pintu rezekinya,” ujarnya.
Ketiga, takwa membuka pintu ilmu dan kecerdasan.
(QS. Al-Baqarah: 282). “Takwa menjadikan seseorang memiliki kejernihan hati dan ketajaman akal, bahkan Allah sendiri yang mengajarkan, seperti yang dialami Nabi Khidir,” kata Ustaz Ahmad Qushairi.
“Keempat, takwa membawa kebahagiaan dan keberuntungan sejati, seperti Allah jelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 200,” pungkasnya. (id66)