SIGLI (Waspada): Pengorbanan dan perjuangan orang tua untuk anak-anaknya tidak ternilai dan mampu terbalaskan. Mereka akan berusaha keras melakukan apapun yang terbaik bagi anak-anaknya karena anak adalah anugerah yang harus selalu dijaga sampai kapan pun.
Ungkapan ini layak disematkan oleh pasangan Hasanuddin, 46, dan Delfi Savina, 38 warga Gampong Lampoih Krueng, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie. Di tengah kehimpitan ekonomi, pasangan ini harus mendapatkan ujian karena tiga dari lima anaknya divonis menderita penyakit jantung bocor (Tetralogy of Fallot). Dua diantaranya sudah meninggal beberapa tahun lalu.
Sekarang putrinya bernama Tri Wulan Dini, berusia 10,5 tahun yang juga divonis menderita jantung bocor dirawat di RSUD Tgk Chik Ditiro, Sigli. Menurut cerita Delfi Salvina ( sang ibu), pada usia sekira delapan tahun, kondisi kesehatan Tri Wulan Dini sudah mulai sakit-sakitan, namun pihak keluarga belum mengetahu pasti bila Tri Wulan Dini menderita bocor jantung. “Kami pikir ketika itu dia menderita sakit biasa, dibawa ke Puskesmas sembuh,” katanya.
Delfi Salvina baru mengetahu jika putrinya itu menderita bocor jantung saat usianya duduk di kelas empat SD. Kata dia, pada saat itu ada kelainan pada kuku dan warna kulit membiru. “Lalu kami periksa ke dokter, dan di situlah si adek ini divonis menderita bocor jantung, kemudian keluar masuk rumah sakit ini,” kata Delfi Salvina.
Delfi Salvina, ibu dari Tri Wulan Dini, dengan nada sedih dan terbata-bata sambil sesekali menahan isak tangisnya bercerita kepada Waspada, bila putrinya tersebut tidak dapat menikmati waktu layaknya teman sebaya dia, karena penyakit yang dideritanya.
“Untuk itu, kami memohon bantuan kepada para dermawan agar bisa membantu kesembuhan Tri Wulan Dini, karena keterangan dari dokter, penyakit ini bisa disembuhkan melalui operasi,” harapnya.
Menurut cerita sang ibu, sejak diketahui Tri Wulan Dini menderita bocor jantung, sama seperti yang pernah dialami oleh dua saudaranya yang sudah meninggal dunia beberapa tahun lalu. Sudah tidak terhitung jumlahnya keluar masuk RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli menjalani pengobatan. Sekarang bocah perempuan berusia 10,5 tahun ini disarankan untuk menjalani operasi di Jakarta.
“Kata dokter spesialis jantung yang ada di RSUD Tgk Syik Ditiro Sigli , Tri Wulan Dini harus dioperasi di Jakarta karena rumah sakit di Sigli tidak mampu melakukannya. Tapi, jangankan untuk mengobatinya ke Jakarta, untuk hidup saja kami kurang berkecukupan,” ungkap Delfi Salvina.
Delfi Salvina mengaku sehari-hari berjualan sayur keliling dan suaminya Hasanuddin bekerja serabutan.
KP2A Fasilitasi
Ketua Komunitas Pecinta Perubahan Aceh (KP2A), M.R. Yani. Z, mengatakan akan membantu memfasilitasi pengobatan anak yang mengalami bocor jantung Tri Wulan Dini, 10,5 tahun dari RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli sampai ke rumah sakit jantung di Jakarta.
M.R Yani yang akrab disapa Abi, ini menuturkan pihaknya begitu membaca berita dari Harian Waspada, langsung melakukan asesmen awal dengan mendatangi Keuchik (kepala desa-red) Gampong Lampoih Krueng tempat pasien bersama keluarganya berdomisili.
“Kami juga sudah mengunjungi pasien Adik kita Tri Wulan di RSUD Tgk Chik Ditiro dan berbicara dengan kedua orang tuanya serta dokter spesialis yang merawatnya,” kata Abi.
Selanjutnya kata dia, lembaga yang dipimpinnya tersebut akan memberangkatkan Tri Wulan Dini ke rumah sakit jantung di Jakarta untuk mendapat tindakan medis yang lebih tepat. Menurut dia, KP2A akan membiayai pengomatan pasien bocor jantung ini mulai dari RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli, dilanjutkan ke RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh hingga ke RS Jantung di Jakarta.
”Semua biaya kami tanggung. Mulai dari biaya perawatan, tiket pesat untuk dua orang, tempat tinggal dan biaya kebutuhan hidup untuk dua orang selama tinggal di Jakarta kami biayai. Sumber anggarannya dari KP2A, Infak dan zakat Fawwaz Grup serta dari Dhapu Abi Jakarta,” pungkasnya. (b06)