ACEH BARAT (Waspada): Konsul Jenderal (Konjen) Jepang di Medan Takonai Susumu, Ph.D berserta Ayako Takonai berkunjung ke Dayah Ruhul Qurani (RQ) Meulaboh dalam rangka mengisi Stadium General Meet and Greet.
Kunjungan ini dilakukan Konjen setelah memberikan kuliah umum di Universitas Teuku Umar (UTU) dengan judul Perkembangan Islam di Jepang,Sabtu (8/6)
Kunjungan ke RQ ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh seperti Rektor UTU Prof. Dr. Ishak Hasan, M.Si, Kepala UPT Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Aceh Bpk. Muhammad Ihwan, S.Sos., M.Si., Ketua Office of International Affairs (OIA)-USK Dr. Muzailin Affan, M.Sc., ketua Aceh Community Art Teuku Panglima Suboh, SE, M.Sc., Ketua Ceudah Asian Friendship Society (AFS) of Aceh Dr. Syafwina Sanusi Wahab, yang akrab disapa dengan Wina SW.
Pimpinan Dayah Ruhul Qurani Ust. H. Kamil Syafruddin, Lc. mengatakan, ini salah satu program bakat minat di Dayah Ruhul Qurani dalam belajar Bahasa Jepang. “Dan peminatnya sangat ramai, mencapai 80 santri lebih, yang diasuh langsung oleh ketua Forum Persahabatan Aceh Jepang (FAJ) Sensei Zulfriansyah, SH,” katanya.
“Kita berharap, selain pada Sensei Zul, para santri juga bisa belajar bahasa Jepang langsung dari orang Jepang, seperti melalui program Nihongo Partners atau lainnya,” tambah H. Kamil Syafruddin.
“Karena seperti kita ketahui di Dayah Ruhul Qurani juga memiliki program-program kebudayaan Aceh, seperti Rapai Geleng dan lainnya. Jika ada acara kebudayaan yang dilangsungkan oleh pemerintah Jepang, baik di Jepang maupun di Indonesia, maka santri Ruhul Qurani insya Allah siap membawa budaya Aceh di berbagai ajang kebudayaan tersebut,” sambungnya.
Kepala Madrasah Aliyah Ruhul Qurani Ust. Muhammad Yasin Jumadi, Lc. Madrasah Aliyah Ruhul Qurani menargetkan agar para santri bisa melanjutkan kuliah ke berbagai universitas ternama, baik dalam maupun luar negeri, termasuk ke Jepang. “Semoga dengan kunjungan Konjen Jepang ini bisa terjalin hubungan yang memudahkan santri untuk melanjutkan kuliah ke negeri Sakura itu nantinya,” imbuhnya.
Kepala Madrasah Tsanawiyah Ruhul Qurani Ust. Aris Munanda, Lc. MA kerja sama dengan pihak Jepang sudah diprogramkan oleh Ruhul Qurani sejak awal didirikannya dayah. Dulu pada tahun 2023, telah ada pertemuan dengan para tokoh Aceh Jepang di Banda Aceh. “Dan di Ruhul Qurani bahasa Jepang memang sudah menjadi salah satu program bakat minat. Jadi, kunjungan konjen ini bisa kami katakan sebagai follow up program kerjasama antara Ruhul Qurani dengan pihak Jepang dalam berbagai sisi,” akunya.

Guru Bahasa Jepang RQ sekaligus inisiator kunjungan ini Sensei Zulfriansyah menjelaskan, bakat minat bahasa Jepang telah berjalan selama ini di RQ.
“Pada awal Mei lalu, kita sudah pernah menghadirkan Mariam Anwar yang ibunya orang Meulaboh dan ayahnya orang Jepang. Mariam sebagai alumni Universitas Ritsumeikan Jepang ini pernah memberikan kiat praktis belajar bahasa Jepang dalam tiga pertemuan. Kali ini kita menghadirkan Konjen Jepang, semoga menjadi salah satu faktor penambah semangat santri RQ dalam belajar bahasa Jepang,” jelas Zul.
Konjen Takonai Susumu mengungkapkan, Aceh ini jauh dari Jakarta. “Sama seperti saya, rumah saya jauh dari kota Tokyo. Saya ini orang kampung dan tidak mengenal orang asing. Bahasa Inggris saya juga tidak tahu awalnya. Saya hanya mendengar bahasa Inggris dari radio, dan itu pun suaranya sangat kecil.
Saya baru bertemu dengan orang asing ketika saya tamat SMA. Saat itu saya bercita-cita untuk pergi ke luar negeri. Teman-teman saya mengatakan, itu hanya mimpi. Tapi nyatanya sekarang saya bekerja sebagai Konsul Jepang di Indonesia,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, Bahasa Jepang itu mudah, tata bahasanya sangat fleksibel. “Kalau bahasa Indonesia, kita bisa mengatakan, ‘Saya beli buku.’ Kita juga bisa mengatakan, ‘Buku saya beli.’ Ini fleksibel. Tapi bahasa Jepang lebih fleksibel lagi. Kalimat ini bisa kita ungkap dengan, ‘Beli saya buku.’ Ini disesuaikan dengan konteks yang ada dan keinginan orang yang berbicara,” tutur Takonai.
Usai kunjungannya, Ketua Ceudah AFS Wina SW memberikan cindera mata untuk dayah Ruhul Qurani berupa buku berbahasa Jepang yang bercerita tentang Empat Musim, yaitu Haru, Natsu, Aki, dan Fuyu. Artinya, musim Semi, Panas, Gugur dan Dingin.
Buku dua jilid ini bercerita tentang orang Jepang di berbagai musim, seperti ketika musim dingin orang Jepang biasa makan makanan apa saja, kemudian ada acara apa saja, dan bunga apa saja yang ada di musim dingin. Ketika musim panas biasanya ada banyak capung, semangka, dan pesta kembang api. Selain itu, Ibu Wina SW juga memberikan hadiah Buku Cara Mem.(b22)