KUTACANE (Waspada): Kadis Pertanian Aceh Tenggara, Riskan SP, atas nama KP3 melakukan inspeksi mendadak (Sidak) menyikapi berita Waspada.id, terkait petani keluhkan akses langka dan mahalnya harga pupuk subsidi pada beberapa waktu lalu.

Aksi turun ke lapangan itu di Desa Lawe Kongker Hihir dan Desa Lawe Kongker Hulu Kecamatan Lawe Alas, Aceh Tenggara dan sekitarnya guna dilakukan untuk memastikan keluh kesah petani terkait langka dan mahalnya harga pupuk subsidi di Agara.
Atas dasar itu, kepada Waspada pada Senin (19/12) sore, Riskan didampingi Kabid pada Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disdagperinaker) pejabat lainnya mengatakan, akan memanggil semua distributor besok atau lusa ke kantor untuk membahas apa penyebab langka dan mahalnya pupuk subsidi yang dikeluhkan petani.
“Namun, saya sudah mendengar langsung dari pemgakuan petani tadinya, sangat disayangkan masih banyak masyarakat petani tidak terdaftar dalam RDP kelompok tani, padahal setiap tahunnya dilakukan pendataan melalui petugas di Desa, untuk Tahun 2023 telah selesaikan dilakukan pendataan petani dan jadwalnya pun sudah ditutup.
Meski demikian, kita tidak lagi mencari masalah atau menyalahkan tapi mencari solusi bagaimana caranya agar petani mudah untuk mendapatkan pupuk subsidi sesuai harga HET ini yang kita harapkan dengan tujuan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersedian pupuk urea bersubsidi.
Sangat diperlukan terutama untuk melindungi kepentingan dan kebutuhan seluruh petani yang ada di Aceh Tenggara, menyusul sering terjadinya kelangkaan pupuk dan mahalnya harga yang selama ini menjadi masalah dan keluhan panjang petani.
Riskan meminta pihak Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida (KP3), agar benar-benar mengawasi penyaluran dengan ketat dan terprogram, agar harga pupuk bersubsidi di Aceh Tenggara tetap stabil dan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Terus terang, selama ini kelangkaan dan mahalnya pupuk bersubusidi, merupakan momok dan keluhan panjang petani di bumi sepakat segenep, karena itu semua pihak mulai dari penyuluh, pihak Dinas Pertanian dan Komisi Pengawasan Pupuk Pestisida serta semua pihak agar ikut membantu stabilitas harga dan ketersediaan pupuk bersubusidi di Agara,” tandas Riskan.
Lebih lanjut Kadistan berharap, pihak Dinas Peratanian bersama KP3 yang diketuai Sekdakab, Kajari Agara, Dandim dan Kapolres serta pihak Dinas Perindag, kita terus aktif melakukan pegawasan ke lapangan, terutama melihat langsung pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi agar tepat sasaran, ujarnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, petani keluhkan Pupuk bersubsidi khususnya jenis Urea, saat ini semakin langka di pasaran. Selain itu, harganya jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Pupuk urea bersubsidi sudah lebih dari 90 hari tidak ditemukan lagi di pasaran, atau sulit didapatkan. Memang ada orang yang bisa mendapatkan pupuk bersubsidi itu, tetapi mesti membayar mahal hingga Rp250 ribu persak. (cseh)












