KUALASIMPANG (Waspada.id): Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Tamiang dan DPW Partai Aceh (PA) Kabupaten Aceh Tamiang menggelar Haul ke-3, doa bersama kanduri atas wafatnya ulama Aceh, Tgk H. Muhammad Amin bin H. Mahmud yang dikenal dengan panggilan Tgk Abu Tumin.
Pengamatan Waspada.id, acara Haul tersebut diiringi doa bersama dan kanduri berlangsung di balai Sekretariat KPA dan DPW PA Kabupaten Aceh Tamiang dihadiri oleh unsur pengurus KPA dan PA serta warga sekitar, Sabtu (6/9).
Ketua KPA Wilayah Tamiang, Ishak yang akrab disapa Panglima Kureng didampingi Ketua DPW Partai Aceh Kabupaten Aceh Tamiang, Fadlon kepada Waspada.id menjelaskan, Haul adalah acara untuk memperingati wafatnya seorang tokoh ulama Acara ini bertujuan untuk mendoakan dan mengenang jasa sang tokoh, mengambil pelajaran dari kehidupannya, serta mempererat tali silaturahim antarumat.
“Kami dari KPA dan PA membuat acara Haul atas meninggalnya ulama kharismatik Aceh, H Muhammad Amin bin H Mahmud atau yang lebih dikenal dengan Abu Tumin, ” ucap Fadlon.

Menurut Panglima Kureng dan Fadlon, Abu Tumin meninggal dunia, Selasa, 27 September 2022. Ulama besar Aceh itu mengembuskan nafas terakhir di usia 95 tahun. Pimpinan Dayah Al-Madinatuddiniyah Babussalam Blang Blahdeh itu meninggal di RS Fauziah, Bireuen, sekitar pukul 15.45 WIB.
Panglima Kureng dan Fadlon mengungkapkan, sosok Abu Tumin merupakan panutan yang telah berjasa besar dalam membimbing umat melalui ilmu agama, sikap keteladanan, serta nasihat-nasihat yang menyejukkan bagi umat.
Menurut Fadlon, kepergian Almarhum Tgk Abu Tumin meninggalkan duka mendalam, namun nilai perjuangan dan ajaran kebaikannya tetap hidup di tengah masyarakat Aceh.
“Almarhum Tgk Abu Tumin adalah sosok ulama besar yang sepanjang hidupnya mendedikasikan diri untuk agama, bangsa, dan daerah. Haul ke-3 ini bukan hanya momen mengenang, tetapi juga kesempatan bagi kita semua untuk meneladani ilmu, akhlak, dan perjuangan beliau,” papar Fadlon.
Karena itu, tegas Fadlon, Partai Aceh bersama KPA Aceh Tamiang akan selalu berupaya meningkatkan program-program kelembagaan seperti pembinaan atau pendidikan dayah agar mampu melahirkan atau menciptakan sosok seperti Tgk Abu Tumin atau sosok ulama besar di Aceh lainnya yang sudah wafat. (Id.93)