BANDA ACEH (Waspada): Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tahun 2023 mengumumkan 10 provinsi dengan jumlah kelulusan terbanyak diterima PTN melalui jalur UTBK SNBT. Aceh turun ke posisi 9 dari sebelumnya berada di urutan 8.
Pada tahun 2022, terdapat 17.030 siswa mendaftar masuk PTN dengan jumlah yang diterima sebanyak 6.303 orang. Pada tahun 2023, jumlah pendaftar turun ke angka 16.550 orang dan yang diterima sebanyak 6.734 orang.
Menurut Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB, Profesor Mochamad Ashari, Jawa Timur (Jatim) berada di posisi paling atas sebagai provinsi dengan jumlah siswa diterima PTN terbanyak jalur UTBK SNBT 2023. “Jawa Timur paling posisi pertama, kemudian diikuti Jawa Barat dan Jawa Tengah,” ujar Prof Mochamad saat konferensi pers pengumuman UTBK SNBT 2023 secara daring, Selasa 20 Juni 2023.
Dia menjelaskan ada sebanyak 223.217 peserta yang lolos, dari total mendaftar UTBK SNBT 2023 ada sebanyak 803.852 orang. “Dari total 223.217 orang yang lolos UTBK SNBT 2023, itu tersebar ke banyak provinsi dan ada yang dari luar negeri,” ujarnya.
Berikut 10 provinsi dengan jumlah siswa terbanyak diterima PTN melalui jalur UTBK SNBT 2023:
- Jawa Timur:
Pendaftar: 112.421 orang
Diterima: 5.862 orang. - Jawa Barat:
Pendaftar: 131.083 orang
Diterima: 24.318 orang - Jawa Tengah:
Pendaftar: 98.596 orang.
Diterima: 19.698 orang. - Sumatera Utara:
Pendaftar: 55.638 orang.
Diterima: 17.624 orang. - Sulawesi Selatan:
Pendaftar: 33.212 orang.
Diterima: 10.994 orang. - DKI Jakarta:
Pendaftar: 56.055 orang.
Diterima: 10.700 orang. - Sumatera Barat:
Pendaftar: 34.212 orang.
Diterima: 9.557 orang. - Sumatera Selatan:
Pendaftar: 23.442 orang.
Diterima: 6.763 orang. - Aceh:
Pendaftar: 16.550 orang.
Diterima: 6.734 orang - Banten:
Pendaftar: 30.882 orang.
Diterima: 6.404 orang.
Menanggapi tren mutu pendidikan Aceh yang terus menurun, Pengamat Pendidikan Aceh, Syarbaini Oesman, sosok yang lama berkecimpung di birokrasi pendidikan saat dihubungi wartawan via telepon, Selasa 20 Juni 2023, menjelaskan bahwa persentase kelulusan siswa Aceh pada PTN tahun 2023 tidak bisa dengan serta merta disimpulkan sebagai sebuah prestasi.
Dia meminta masyarakat jangan mudah terkecoh dengan besarnya angka persentase kelulusan sebagaimana disajikan oleh panitia SNPMB. Bukan hanya faktor kecilnya jumlah pendaftar yang kemudian menyebabkan besarnya angka persentase kelulusan, sehingga memposisikan Aceh berada di ranking 1. “Jangan mudah terkecoh. Bukan demikian maksudnya,” ujar Ketua Asosiasi Media Siber Aceh (AMSA) ini.
Menurut Syarbaini persentase kelulusan itu belum menggambarkan aspek kualitas, meskipun secara persantase Aceh mencatatkan angka terbesar mencapai 41%. “Jika ingin melihat data ini secara lebih ril, maka harus diperiksa lagi di mana para siswa Aceh itu diterima. Apakah mereka diterima di PTN luar atau dalam daerah?” ujarnya.
Tanpa bermaksud merendahkan kualitas PTN lokal, Syarbaini menambahkan, data by name diperlukan untuk memetakan agar diketahui sebaran pilihan anak-anak Aceh. “Ini penting untuk mengetahui apakah lulusan sekolah daerah ini punya daya saing atau tidak. Kalau mereka lulus hanya di PTN lokal, berarti mereka hanya bersaing dengan temannya sendiri. Ini tidak bisa menjadi ukuran, tidak bisa menjadi pembanding,” kata alumni UGM tersebut.
Data itu, kata dia, sangat berguna untuk menjelaskan apakah lulusan SMA di Aceh memiliki pengehatuan yang cukup atau tidak. “Mereka menguasai pelajaran sebagaimana teman-temannya dari luar Aceh apa tidak,” tanya mantan guru ini.
Dia menambahkan jika melihat data prestasi akademik untuk bidang Saintek dan Soshum tahun 2022, Aceh tidak masuk 10 besar provinsi dengan nilai tertinggi. “Itu artinya, bobot yang mampu diraih oleh anak-anak Aceh jauh di bawah peserta dari provinsi lain,” tandasnya.
Kemudian, sambungnya, ada satu hal yang perlu jadi catatan bahwa Aceh saat ini merupakan provinsi dengan jumlah PTN terbanyak. Selain itu, sejumlah jurusan di beberapa PTN juga sepi peminat. “Nah, kalau daya tampung sebuah jurusan 20 orang, misalnya, yang mendaftar hanya 18 orang, maka besar kemungkinan semua yang mendaftar akan diterima. Kalau kondisi seperti ini terjadi, seleksi tidak bermakna apa-apa. Karena itu, dalam konteks ini, jumlah kelulusan tidak bisa menjadi ukuran kualitas,” tegasnya.(m14)
