Scroll Untuk Membaca

Aceh

Kunker Ke Pulo Aceh, Kak Na Semangati Lansia

Kunker Ke Pulo Aceh, Kak Na Semangati Lansia
Marlina Muzakir sedang mberikan semangat kepada Nek Aminah yang nanti akan diwisuda di AAC Dayan Dawood setelah menyelesaikan sekolah lansia. Waspsd.id/Ist
Kecil Besar
14px

ACEH BESAR (Waspada.id): Bunda PAUD Aceh Marlina Muzakir, benar-benar memanfaatkan kunjungan kerja singkatnya di Pulo Aceh. Tak hanya berkunjung ke PAUD Negeri Pembina, wanita yang juga menjabat sebagai Ketua TP PKK Aceh itu menyempatkan diri bersilaturrahmi dengan beberapa lansia dan warga, Senin (13/10).

Salah satunya Aminah. Nek Aminah merupakan seorang Lansia yang akan diwisuda setelah mengikuti sekolah Lansia. Prosesi wisuda akan dilangsungkan pada November mendatang di AAC Dayan Dawood komplek kampus Universitas Syiah Kuala.

Semangat Bu beuh, mangat Jak sikula lansia kan, leu meureumpok Ngon. Selamat beuh, nteuk Wate wisuda neu undang lon. Insya Allah lon jak u AAC Dayan Dawood (Semangat ya Bu, seru kan sekolah lansia, banyak bertemu teman. Nanti waktu wisuda undang saya. Insya Allah, saya akan hadir ke AAC Dayan Dawood),” kata Kak Na.

Wanita yang akrab disapa Kak Na itu, kemudian bertolak ke kediaman Sunardi dan Haslinda. Selanjutnya ke kediaman Ibnu Abbas dan istrinya Aisyah Arrasyid. Merasa bahagia karena dikunjungi oleh Istri Gubernur Aceh, pasangan lansia ini memberi buah labu tanah untuk Kak Na.

“Warga masyarakat di sini masih teguh memegang adat Peumulia Jamee. Alhamdulillah, terima kasih, hari ini saya dapat oleh-oleh buah labu dari Nek Aisyah,” ujar Kak Na.

Kak Na selanjutnya berkunjung ke kediaman Nursiah serta Muhammad Ismi yang sedang terbaring lemah di ranjang. Terakhir, Kak Na berkunjung ke rumah Rahmat Akbar.

Rahmat Akbar didiagnosa menderita gangguan saraf, yang menyebabkan dirinya susah bergerak karena mengalami gejala kelumpuhan. Sehari-hari, kedua orangtuanya, yaitu Abubakar dan Nurlina yang merawat Rahmat.

“Rahmat butuh terapi Bu, kami harus pergi ke Banda Aceh namun kami terkendala penginapan, karena terapinya itu seminggu dua kali. Jika harus pulang pergi, maka kami terkendala di biaya Bu. Bagusnya kami sebulan berada di Banda Aceh, agar lebih fokus dan penanganan Rahmat bisa maksimal,” kata Abubakar menjelaskan.

Rahmat didiagnosa mengalami gangguan fungsi saraf saat memasuki jenjang pendidikan SMP. Abubakar menjelaskan, saat di bangku Sekolah Dasar, Rahmat bisa beraktivitas seperti biasa tak ada gangguan apapun. Memasuki SMP gejala penyakitnya mulai terlihat dan kondisi fisiknya terus melemah.

Mendengar penjelasan Abubakar, Ketua TP PKK Aceh berjanji akan segera mencarikan solusi, terutama terkait rumah singgah untuk menginap Rahmat dan keluarga sembari menunggu jadwal terapi.

“Insya Allah, kita akan carikan tempat yang baik untuk tempat singgah, agar Rahmat bisa lebih fokus menjalani terapi, sembuh dan bisa beraktifitas seperti sediakala,” kata Kak Na. (id65)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE