Aceh

Kunker Pejabat Dari Pemerintah Pusat Diminta Meninjau Kampung Pedalaman Aceh Tamiang

Kunker Pejabat Dari Pemerintah Pusat Diminta Meninjau Kampung Pedalaman Aceh Tamiang
Sayed Zainal, Direktur Eksekutif LembAHtari berada di jembatan Lubuk Sidup, Kecamatan Sekerak, Aceh Tamiang yang hancur diterjang banjir. (Waspada id/Yusri)
Kecil Besar
14px

ACEH TAMIANG (Waspada.id) : Kunjungan kerja para pejabat dari pemerintah pusat setingkat menteri dan jajarannya agar mengunjungi perkampungan terdampak banjir di pedalaman Aceh Tamiang.

“Hendaknya pejabat pemerintah pusat berkunjung kewilayah hulu seperti Kecamatan Bandar Pusaka dan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang, ” kata Sayed Zainal, Direktur Eksekutif LembAHTari kepada Waspada Senin (22/12) di Karang Baru.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Disampaikan Sayed Zainal, tentunya para pejabat pusat menuju daerah pedalaman ini bisa menggunakan helikopter atau menempuh jalaur sungai, karena jalur darat tidak bisa di akses akibat jembatan utama telah putus dibawa arus deras banjir bandang yang terjadi November 2025 klau, ” sebutnya.

Menurut Sayed Zainal, kampung – kampung pedalaman Aceh Tamiang ini hancur diterjang gelondongan kayu dan lumpur, termasuk juga beberapa kampung di Kecamatan Simpang Jernih,Kabupaten Aceh Tamiang yang meliputi kampung Pantai Bidari, Rantau Panjang serta beberapa kampung lainnya.
.
” Sebahagian warganya ada yang buat tenda atau posko di pinggir sungai,”jelas Sayed Zainal seraya mengatakan, bahwa perlu kita ketahui jadwal emergency sampai berapa lama pasca banjir bandang dengan dukungan lembaga – lembaga yang ada atau bantuan relawan.

Karena itu, perhatian untuk daerah – daerah terpencil wilayah kampung – kampung yang diterjang gelondongan kayu perlu perhatian serius untuk penanganan pembersihan gelondongan kayu, misalnya yang terdekat di Kota Lintang,Tanjung Karang, Menanggini, Bandar Mahligai, Lubuk Sidup dan Pengidam.

“Publik perlu mendapat informasi konkrit tentang jadwal penanganan pasca banjir bandang untuk ahap emergency ,termasuk hunian sementara,” tegas Sayed Zainal aktivis yang konsen dibidang lingkungan seraya mengutarakan, sedangkan tahap rahab rekon tentunya dengan tahapan emergency bisa bebas warga dan anak – anak jadi peminta – minta di sepanjang jalan, kondisi ini sangat prihatin.

Sayed Zainal menambahkan juga, hal ini belum tahap rehab dan rekon yang kita yakini pasti sedang dalam tahap pendataan,banjir bandang Aceh Tamiang pada Nopember 2025 adalah bencana ekologi, dengan lumpur yqng sangat tebal disertai gelondongan kayu.(id76)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE