SUBULUSSALAM (Waspada.id): Akibat luapan Lae (Sungai) Kombih, Desa Dasan Raja, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam yang berbatas langsung dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Ad Darajat, sejumlah rumah guru digenangi air hingga, Rabu (26/11) pagi.
Sumber setempat mengatakan, jika pada, Selasa (25/11) malam hanya empat rumah, akibat hujan yang terus turun hampir semalaman, dipastikan sembilan unit rumah yang dihuni guru di sana digenangi air.

“Berketinggian sekira selutut orang dewasa air masuk ke dalam rumah guru,” jelas Mansah, salah seorang warga Ponpes Ad Darajat, Rabu (26/11).

Sementara di jalan nasional Aceh – Sumut, lintas Aceh bagian Barat Selatan di Dusun Patetah, Desa Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Selasa (25/11) sekira pukul 19.30 WIB dikabarkan longsor.
“Longsor terjadi karena curah hujan nyaris tidak berhenti, sejak Sabtu (22/11) hingga, Selasa (25/11) bahkan sepanjang malam hingga pagi ini,” aku Jhoni Bancin, aparatur Desa Lae Ikan dikonfirmasi, Rabu (26/11).
Akibatnya, lintas Aceh – Sumut lumpuh total karena material tanah longsor teronggok di ruas badan jalan. Bahkan kendaraan pun dikabarkan belum bisa melintas di sana. “Belum ada turun alat berat,” pesan Jhoni.
Menurut Jhoni, selain di Dusun Patetah, longsor juga terjadi di Dusun Lae Ikan, Desa Tanjung Mulia, Kecamatan STTU Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, Rabu (26/11) sekira pukul 05.30 WIB bahkan dikabarkan mengambil korban.
“Informasi dari Sekretaris Desa, Munar Manik di Dusun Buluh Didi, Tanjung Mulia, akibat terkena longsor suami istri penghuni rumah meninggal dunia,” pesan Jhoni, pastikan warga di sana menunggu bantuan pemerintah, baik untuk membersihkan material longsor maupun lainnya.
Pantauan Waspada.id, Rabu di area Jembatan Lae Kombih, Dasan Raja, ketinggian air hampir mencapai badan jembatan. Sementara area perkuburan atau makam yang selokasi dengan Ponpes Ad Darajat juga digenangi air. Hujan masih terus turun dalam curah sedang. (id90)












