Scroll Untuk Membaca

Aceh

Lapas Lhokseumawe Tetap Antisipasi Penyebaran Covid-19 Di Tengah Pandemi Melandai

Kecil Besar
14px

LHOKSEUMAWE (Waspada) : Meskipun pandemi mulai melandai, namun petugas Lapas Kelas II A Lhokseumawe tetap mengantisipasi penyebaran Covid-19 . Jam besuk tatap muka belum dibuka, sementara WBP baru tetap jalani karantina.

Sejak pandemi Covid-19, Lapas Kelas II A Lhokseumawe telah menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes). Diantaranya, menghentikan jam besuk tatap muka keluarga Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Sebagai gantinya, pihak keluarga dapat berkomunikasi melalui video call. Selain itu, seluruh WBP ikut vaksinasi Covid-19. Sedangkan warga binaan yang baru masuk juga wajib karantina.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Lapas Lhokseumawe Tetap Antisipasi Penyebaran Covid-19 Di Tengah Pandemi Melandai

IKLAN

Saat ini pandemi Covid-19 mulai melandai. Berbagai aktivitas di luar Lapas mulai normal. Sehingga sejumkah keluarga WBP, mengharapkan bisa kembali menbesuk ke Lapas Lhokseumawe. Sejak dua tahun lalu, mereka tidak bisa berjumpa langsung dengan warga binaan. Sehingga dalam kondisi pandemi melandai, warga mengharap bisa berjumpa langsung dengan keluarganya di Lapas.

Kalapas Kelas II A Lhokseumawe melalui Kasubbag TU Amiruddin, SH menjelaskan. jam besuk belum dibuka kendati pandemi melandai. Namun pihaknya masih tetap membuka komunitas video call. Bahkan petugas, tetap melayani titipan keluarga dari luar dan dalam lapas. “Petugas kita menerima titipan untuk warga binaan dari keluarganya,” jelas Amiruddin.

Selain itu, titipan dari dalam Lapas, seperti pakaian kotor untuk keluarganya di luar, juga dilayani. Sehingga, meskipun jam besuk belum dibuka, WBP masih bisa berhubungan dengan keluarganya.

Amiruddin didampingi Kasi Bimbimbangan Anak DidIk Lapas Kelas II A Lhokseumawe, Yusri SH MH, menjelaskan, kegiatan pembinaan juga masih berjalan lancar. Bahkan pendidikan keagamaan di lembaga pendidikan Al Taubah Lapas Lhokseumawe telah ditingkatkan. Dari pendidikan Hafiz Al-Quran, sekarang ditambah belajar kitab kuning. “Sekarang pelajaran berbasis dayah, ” jelasnya.

Tujuannya, para WBP dapat belajar fiqih selama dalam tahanan. Berbagai hukum Islami diajari para ustad yang memiliki latar pendidikan dayah. Sedangkan program hafalan Al-Quran, masih tetap dilanjutkan.

Pembinaan kerajinan souvenir dan tekhnik juga masih berlanjut. Bahkan berbagai produk kerajinan khas Aceh telah berhasil diproduksi. Hasil kerajinan tangan WBP telah pernah dipamerkan di berbagai pameran di luar daerah.(b08)

Teks Foto : Kasubbag TU Lapas Kelas II A Lhokseumawe, Amiruddin, SH memperlihatkan barang milik WBP untuk keluarganya di luar tahanan, Jumat (10/6). Waspada/Zainal Abidin

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE