LANGSA (Waspada): Ketua Bidang Pelestarian Pusaka dan Pengembangan Khasanah Adat Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Langsa, Melur Diawan, S.Pd, MM, memberikan apresiasi kepada siswa dan guru SMA yang melakukan penelitian tentang permainan tradisional congklak.
Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan siswa dan guru tersebut di kantor MAA Kota Langsa, Rabu (14/5).
Melur Diawan menyatakan bahwa setiap permainan tradisional mengandung seni dan filosofi hidup yang dapat diajarkan kepada generasi muda.
Seperti Congklak, kata dia, bukan hanya sekadar permainan, tapi sarat dengan nilai-nilai kehidupan.
Ia menjelaskan beberapa filosofi yang terkandung dalam permainan congklak, antara lain, hidup seperti congklak, setiap langkah harus penuh perhitungan, tapi jangan lupa untuk tetap berbagi.
Kemudian dari congklak, tambahnya, juga kita belajar strategi dan kesabaran untuk memperoleh kemenangan tanpa harus mengalahkan orang lain.
Filosofi lainya, kata dia, congklak juga cermin kehidupan, siapa yang menabung dengan bijak, dialah yang akan menuai hasil di akhir.
Dan permainan ini juga mengajarkan bahwa hal-hal kecil, jika dikumpulkan dengan tekun, bisa menjadi kekuatan besar.
Kadang kita harus mundur selangkah untuk bisa melangkah lebih jauh, terdapat pula pada permainan congklak, ujarnya.
Melur berharap penelitian semacam ini dapat terus dikembangkan agar permainan tradisional tidak punah dan nilai-nilai luhurnya tetap lestari.
“Kami mendorong sekolah-sekolah untuk mengajarkan permainan tradisional sebagai bagian dari pendidikan karakter,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa warisan budaya Aceh, seperti congklak, masih relevan untuk dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. (b12)
