LANGSA (Waspada): Majelis Adat Aceh (MAA) Kota Langsa merancang langkah strategis dalam melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai adat Aceh melalui pendekatan digital. Program ini bertujuan memberikan edukasi adat secara lebih efektif kepada generasi muda, khususnya Generasi Z yang akrab dengan dunia digital.
Rencana tersebut dibahas dalam rapat internal yang digelar di Kantor MAA Kota Langsa, Kamis (17/7). Hadir dalam rapat tersebut antara lain Ketua MAA Kota Langsa Drs. H. Mursyidin Budiman beserta jajaran pengurus, serta akademisi dari Universitas Samudra Langsa, Dodi Irwabsyah dan Rizal, yang turut mendukung program ini dari sisi akademik dan teknologi.
Ketua MAA Kota Langsa Drs H Mursyidin Budiman menyampaikan bahwa digitalisasi adat merupakan salah satu upaya untuk menjawab tantangan zaman. “Kami ingin memastikan nilai-nilai adat tidak hanya hidup dalam ruang seremonial, tetapi juga hadir dalam ruang digital yang menjadi keseharian anak-anak muda saat ini,” ungkapnya.

Dalam paparannya, dosen Unsam, Dodi Irwansyah, menekankan pentingnya penyampaian materi adat dalam format yang mudah diakses dan menarik bagi generasi muda, seperti video pendek, podcast, dan infografis di media sosial. Sementara itu, Rizal menambahkan pentingnya keterlibatan pemuda lokal dalam proses produksi konten agar pendekatan yang digunakan tetap kontekstual dan sesuai dengan budaya Aceh.
Langkah awal dari program ini adalah digitalisasi dokumen dan manuskrip adat, disusul dengan pembuatan platform edukatif berbasis media sosial dan situs web. MAA juga berencana menggandeng sekolah, kampus, dan komunitas kreatif di Langsa untuk memperluas jangkauan edukasi ini.
“Generasi Z bukan tidak peduli adat, mereka hanya perlu pendekatan yang sesuai zaman. Digitalisasi adalah jembatan itu,” pungkas Ketua MAA Kota Langsa.
Dengan inisiatif ini, MAA Kota Langsa berharap dapat menjadikan adat sebagai bagian hidup yang relevan, membumi, dan tetap lestari di tengah arus modernisasi.(b12)