SUBULUSSALAM (Waspada.id): Kemacetan jalan nasional lintas Pakpak Bharat, Sumut – Subulussalam, Aceh, makin parah, seperti keluhan sejumlah sumber kepada Waspada.id, Senin (15/12).
J. Saraan, warga Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam kepada Waspada.id mengatakan, melakukan perjalanan dari Medan menuju Subulussalam, Minggu pagi, tiba di Subulussalam, Senin (15/12) sekira pukul 03.00 WIB.
“Hampir 11 jam, dari jam tengah empat sore sudah macet mulai Lae Mbara sampai Lae Ntomel,” pesan WA saran.
Diketahui, Lae Mbara dan Lae Ntomel berada dalam Kecamatan Sitellu Tali Urang (STTU) Jehe, Pakpak Bharat, berbatas dengan Kota Subulussalam, atau lintas Barat Selatan, Aceh.
Meskipun mengaku bosan dengan situasi macat di sana, di satu sisi Saraan sebut merasa iba karena kemacatan panjang itu dipastikan bantuan bencana untuk Aceh dan Tapanuli Tengah terlambat sampai kepada warga terdampak bencana.
“Seluruh bantuan terlambat sampai kepada warga penerima bantuan akibat jalan nasional, khususnya di Kabupaten Pakpak Bharat sempit dan berem yang tidak terurus selama ini,” pungkas Saraan, mengapresiasi jajaran Polres Pakpak Bharat yang berjibaku mengatur lalu lintas untuk mengurai kemacatan.
Seperti berita Waspada.id terdahulu, kemacatan parah di wilayah ini berakibat perjalanan pergi dan pulang Subulussalam – Sidikalang memakan waktu hampir 20 jam.
Pasalnya, dari Subulussalam, Jumat (12/12) pukul 10.00 WIB, tiba di Sidikalang pukul 14.30 WIB dan dari Sidikalang pukul 16.00 WIB menuju Subulussalam, tiba, Sabtu (13/12) pukul 07.50 WIB.
Pantauan, kondisi jalan nasional ini cukup parah, sempit dan berlubang dikhawatirkan amblas. Kondisi berem sisi kiri dan kanan badan lumayan dalam sehingga setiap kendaraan menghindari berem itu, akibatnya kemacatan tidak terelakkan.
Sejumlah pihak berharap kepada pemerintah, baik Pemkab Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Pusat merespon cepat kondisi ini dan melakukan upaya perbaikan.
Seperti berita Waspada.id (Yang Tersisa Dari Laka Avanza Terjun Ke Sungai Kombih, 9 Mei 2025), terjadi 23 April 2025 lalu, satu dari tiga korban tak ditemukan.
Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor dan wakilnya, Wakil Wali Kota Subulussalam serta kepolisian dua daerah itu saat turun ke lokasi kepada wartawan berkomitmen jika sepanjang jalan rawan laka itu akan dilakukan perbaikan.
Bupati, Franc Bernhard Tumanggor berjanji mendorong dinas terkait melakukan penataan jalan nasional itu untuk meminimalisir kecelakaan yang sudah terjadi berulang, minimal untuk langkah awal dibuat rambu-rambu pengaman. (id90)











